MUARAJAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID —Komunitas Taman Baco Atap Rumbe mengadakan pelatihan mendongeng, membaca nyaring, dan menulis kreatif di Desa Jambi Tulo, Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi. Pelatihan ini menjadi bagian dari upaya menguatkan literasi sejak dini lewat tutur dan tulis.
Rangkaian lima seri pelatihan ini berlangsung sejak awal September hingga Oktober 2024. Anak-anak, remaja, pemuda, dan para orangtua di desa itu antusias mengikuti pelatihan. Begitu pula para relawan literasi di Taman Baco Atap Rumbe.
Pada penutupan program, Minggu (13/10/2024), Penelaah Teknis Kebijakan Balai Bahasa Provinsi Jambi, Teguh Eka, yang mewakili Kepala Balai Bahasa Jambi, turut mengapresiasi penyelenggaraan pelatihan literasi di Atap Rumbe. Ia berharap kegiatan itu memberi manfaat besar bagi masyarakat.
“Ini menjadi penyemangat bagi masyarakat di Desa Jambi Tulo dalam membangun literasi,” ujarnya.
Tingkat literasi di Desa Jambi Tulo semula tergolong kecil. Di masa pandemi lalu, 20 persen anak-anak usia sekolah dasar masih buta huruf hingga belum lancar baca, tulis, dan hitung. Akses layanan literasi dasar juga minim. Padahal, desa itu berjarak cukup dekat dari Kota Jambi, yakni hanya 20-an kilometer.
Rangkaian pelatihan diawali dengan menulis kreatif bagi pegiat komunitas yang diampu oleh Baron Aritonang, penulis di Kota Jambi. Selanjutnya, pelatihan mendongeng diisi oleh Detty Herawati dan Tommy Pandiangan, serta pelatihan membaca nyaring oleh Leny Marlina Ketiganya dari Kampung Dongeng Seloko. Pelatihan terakhir berupa menulis kreatif oleh Elviza Diana dari Forum Jurnalis Perempuan Indonesia Jambi yang juga jurnalis di Mongabay Indonesia.
Pada tiap-tiap pelatihan, seluruh peserta mempraktikkannya langsung. “Kami jadi semakin lancar menulis kreatif dan tambah berani mengekspresikan diri,” ujar Amel (14), salah seorang peserta.
Peserta lainnya, Rosi mengatakan dirinya semula tak lancar menulis dan membaca. Pelatihan ini membantunya membangun kemampuan diri lebih baik. “Akhirnya sekarang mulai lancar membaca nyaring dan menulis cerita,” kata Rosi (13).
Pada tiap-tiap pelatihan, tiga peserta yang memiliki hasil terbaik mendapatkan hadiah. “Jadi tambah seru. Makin semangat untuk bikin karya sebagus mungkin,” tambahnya.
Ketua Taman Baco Atap Rumbe, Irma Tambunan, mengatakan pelatihan ini digelar untuk mengejar ketertinggalan literasi di wilayah pedalaman. “Atap Rumbe mengapresiasi dukungan ini dan berharap hasilnya efektif mendongkrak literasi di Desa Jambi Tulo,” ujarnya.
Kegiatan ini memperoleh dukungan dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra lewat program Bantuan Pemerintah untuk Komunitas Penggerak Literasi. Menulis, membaca nyaring, dan mendongeng dipilih sebagai kegiatan pelatihan karena merupakan kemampuan yang sangat diminati anak-anak dan remaja di desa itu. “Anak-anak ingin lancar menulis cerita dan membaca nyaring. Untuk itu, kami coba buka jalannya,” tambahnya.
Begitu pula dengan mendongeng merupakan salah satu warisan budaya. Di masa lalu, dongeng tidak sekedar pengantar tidur untuk anak tetapi juga penyampaian pesan-pesan kebaikan. Orangtua di Desa Jambi Tulo dulunya rata-rata pandai mendongeng. Seiring perkembangan zaman dan semakin berkembangnya digitalisasi, dongeng semakin tergerus di desa itu. “Harapan kami, pelatihan-pelatihan ini menghidupkan kembali kearifan menyampaikan pesan-pesan baik pada anak-anak lewat dongeng,” tutupnya.(*)