JAMBIEKSPRES.CO.ID – Kabar duka datang dari negara tirai bambu China, seorang tokoh sekaligus pengusaha kaya dari negara tersebut bernama Zong Qinghou, diumumkan meninggal dunia pada Minggu 25 Februari 2024 kemarin.
Zong meninggal dunia dalam usia 79 tahun usai menjalani perawatan yang intensif atas penyakit yang dideritanya, namun sayang tidak ada penjelasan rinci tentang penyakit apa yang ia derita.
Siapa Zong? Zong merupakan pengusaha pembuat minuman terbesar yang ada di negara China.
Ia juga terkenal sebagai orang kaya sederhana, membuat Zong menjadi amat dikagumi dan disegani masyarakat di Tiongkok.
Zong juga gemar membantu masyarakat miskin dengan caranya sendiri. Ia tak mau memberi bantuan tanpa ada usaha lebih dahulu, oleh karena itu ia punya cara khusus membantu orang tak mampu sambil memupuk jiwa pekerja keras seseorang dan bijak dalam memperoleh uang.
Perjalanan Hidup Zong Qinghou
Tahun 2010 lalu ia pernah dinobatkan sebagai salah satu orang terkaya di China berdasarkan Hurun Research Institute.
Tahun 2023 lalu juga masih dengan status yang sama ada di urutan 31, dengan jumlah kekayaannya mencapai USD 13,1 miliar.
Namun perlu diketahui pula, Zong pada masa lalu bukanlah orang kaya, pada Oktober 1945 ia lahir dari keluarga yang sangat miskin di Kota Suqian, Jiangsu.
Pada usia 15 tahun, Zong remaja sudah merasakan getirnya kehidupan di masa perang. Ia dikirim untuk ikut berperang selama masa revolusi kebudayaan di Tiongkok.
Masa-masa itu membuat ia banyak menghabiskan waktu di wilayah pedesaan hingga usianya menginjak usia 30 tahunan.
Kemudian ia memutuskan untuk kembali ke kota provinsi pada tahun 1978.
Menjadi Salesman
Lama hidup di desa Zong kemudian mencoba peruntungan di kota dengan bekerja pada sebuah perusahaan dan menjadi salesman.
Pengalamannya menjadi salesman memupuk jiwa bisnis Zong kian berkembang. Pada tahun 1987 Zong kemudian membuat keputusan untuk mengambil alih toko kelontong di sebuah sekolah.
Ketika itu ia bekerja dengan modal pas-pasan. Ia membuat pondasi sejarah akan hidupnya dengan menjadi distributor minuman dan es krim, inilah yang kemudian menjadi cikal bakal ia mendirikan perusahaan minuman terbesar di China.
Memulai statusnya sebagai distributor dari toko kelontong, Zong ternyata tak punya modal banyak, ia kemudian mengandalkan bisnis kemitraan dengan mengajak guru yang mengajar di sekolah itu sebagai rekan bisnis.
Dengan dua guru itu, kemudian Zong memberi jaminan sejumlah uang untuk mulai memproduksi dan juga mendistribusikan susu.
Kepiawaian Zong dalam mengelola bisnis membuat usahanya itu berkembang pesat dalam waktu 20 tahun, dari toko sederhana di sebuah sekolah, telah menjelma menjadi bisnis raksasa.
Saat usianya menginjak 44 tahun, Zong membuat sejarah lagi, ia mendirikan dan memimpin langsung pabrik makanan gizi bernama Wahaha Hangzhou.
Pabrik milik Zong ini kemudian memproduksi minuman sehat terkenal di kalangan anak-anak di China.
Saat itu Zong tak punya banyak modal untuk mempromosikan produknya, namun ia memaksakan diri dan rela berkorban membayar mahal iklan TV nasional China untuk mengiklankan produk itu.
Boom! Produk Zong kemudian menjadi viral dan penjualan pun melambung.
Dua tahun kemudian, ia mengakusisi pabrik makanan kaleng lokal dan membuat nama baru perusahaannya menjadi Hangzhou Wahaha Group.
Produk-produk keluaran pabrik Zong semakin menggema seantero Tiongkok. Hingga kemudian tahun 1990 Zong berhasil membukukan penjualan 98 Juta Yuan atau USD 13,7 Juta di tahun itu.
Tak mau berhenti berinovasi, pabrik Zong terus melahirkan minuman ternama dalam 30 tahun terakhir.
Pernah Konflik dengan Mitra Perancis
Tak ada bisnis besar yang melaju dengan mulus, begitu pula yang dialami Zong.
Ia sempat berkonflik bisnis hingga masuk ke ranah hukum dengan rekanannya dari Perancis yaitu Danone.
Zong pun jadi sorotan internasional, namun atas konflik ini bukan kerugian yang dialami Zong, malah sebaliknya, perusahaan minumannya malah semakin melejit dan jadi yang teratas di negeri Tiongkok.
Kekayaan bersih Zong saja, menurut Forbes, mencapai USD 5,9 Miliar.
Itu juga menerima begitu banyak penghargaan atas pencapaian bisnis dan hidupnya. Mualai dari Master Manajemen Tiongkok, Pengusaha Unggul Nasional, Model Patriatisme Mendukung Angkatan Bersenjata dan banyak gelar lainnya.
Dan kini, tokoh, panutan dan juga orang paling dihormati di China itu, telah tiada, ia pergi meninggalkan banyak sejarah dan juga pelajaran hidup. Selamat jalan Zang. (*)