KS Bara Tinggalkan Kantor Gubernur Jambi, Tursiman Ngaku Belum Ada Panggilan dari Kepolisian

Kamis 25-01-2024,07:27 WIB
Reporter : Andri Brilliant Avolda
Editor : Setya Novanto

JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Ratusan massa Komunitas sopir Batu Bara (KS Bara) Jambi memilih membubarkan diri pulang dari kantor Gubernur Jambi setelah bertahan selama 3 hari di lapangan kantor gubernur Jambi.

Mereka sejak Senin (21/1) berada di kantor gubenur menuntut dibukanya jalan umum untuk angkutannya, atau menutup total seluruh aktivitas batu bara di Jambi. 

Pernyataan sikap mundur dan membubarkan diri itu, disampaikan langsung oleh KS Bara Jambi Tursiman Rabu sore (24/1/2024).

Tursiman menyampaikan itu lewat pengeras suara di depan Kapolresta Jambi dan Dirintel Polda Jambi. 

"Walaupun di demo (kami, red) ada kaca (kantor gubernur) pecah dan lainnya anggaplah dari rakyat untuk rakyat. Jangan ada yang tersisa bapak polisi panggil-panggil anggota kita (KS Bara). Saya mohon apabila ini sudah maaf-maafan sudah terakhir jangan ada proses hukum yang diterapkan sehingga kejadian yang ada di kantor gubernur adalah refleksi dari masyarakat yang ada,"  ucapnya di depan anggota KS Bara dan pihak kepolisaian yang berjaga.

"Jadi kami minta maaf dan sekaligus kami akan menjalankan aktivitas sehari-hari," kata Tursiman.

Terkait laporan pengrusakan yang dilaporkan Pemprov ke Polda, Tursiman mengaku dirinya baru mengetahui dari kiriman WhatsApp grup berbagai pihak dan dari media massa.

Sedangkan laporan tertulis dari Polda belum ada yang menyampaikan panggilan ataupun pemeriksaan.

Untuk permintaan maaf,  ia mengatakan sebenarnya sudah berdiskusi dengan Kapolresta Jambi dan pihak keamanan bahwa musibah pengerusakan yang terjadi merupakan spontanitas masyarakat.

"Jadi tidak ada kaitannya dengan KS Bara, karena KS Bara disini bukan sebagai pengerah massa atau yang memprovokasi untuk anarkis. Jadi tidak ada saya menyerukan untuk anarkis, tidak ada,"  akunya.

Hingga Rabu sore, Tursimann mengungkapkan belum ada panggilan dari pihak kepolisian. 

Tursiman menjelaskan, selama 3 hari unjuk rasa, sejak Senin (22/1) mereka tidak mendapatkan jawaban dari gubernur atas aspirasinya pembukaan jalan umum batu bara atau penutupan total semua angkutan batu bara.

"Permintaan kami tutup (total) sesuai permintaan masyarakat banyak, karena kemarin kita meminta dibuka tak dikabulkan dan banyak masyarakat pesan ke saya ditutup saja, dan sopir bilang saat demo ditutup secara total," akunya.

Ia beralasan tak ingin masyarakat Jambi menderita, dan malam tadi sudah menderita kehujanan di lapangan.

"Maka saya minta kepada kawan-kawan mengakhiri demo, dan apapun hasilnya sudah disampaikan, dan kembali ke gubernur Jambi yang menyikapi," katanya.

Kategori :