JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi pada 8 Desember 2023 merilis daftar gunung api tingkat aktivitas level II atau Waspada di Sumatera Jawa Sulawesi NTT NTB dan Maluku.
Indonesia memiliki 127 gunung api. Jumlah ini cukup banyak, menguasai 13 persen dari jumlah gunung api di dunia.
Gunung api di Indonesia tersebar dan membentang dari ujung barat hingga ke timur. Dari pulau Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi bagian utara, dan Kepulauan Sangir Talaud.
Diantara 127 gunung api itu, 76 diantaranya ternyata sangat aktif, hal ini ditandai pernah erupsi sejak tahun 1600 hingga sekarang.
76 gunung api ini masuk dalam kategori Gunung api Tipe-A. Tak hanya di atas permukaan bumi, 3 diantaranya bahkan berada di bawah laut (Buana Wuhu/Sangir, Hobal dan Emperor of China /Flores).
Sampai saat ini ada 68 gunung api di pantau secara menerus melalui 75 pos pengamatan gunung api, dan hal ini merupakan salah satu mitigasi erupsi gunung api.
Daftar gunung api tingkat aktivitas Waspada (Level II):
1.Sumatera
Gunung Sinabung, Gunung Kerinci dan Gunung Dempo dan Gunung Marapi
2. Jawa
Gunung Bromo dan Gunung Slamet
3. Sulawesi
Gunung Awu, Gunung Soputan, Gunung Lokon dan Gunung Karangetang
4. NTT
Gunung Ili Lewotolok dan Gunung Inielika
5. NTB
Gunung Rinjani dan Gunung Sangeang Api
6. Maluku
Gunung Dukono, Gunung Ibu, Gunung Gamalama, Gunung Banda Api
Gunung api status Waspada, masyarakat di sekitar, pengunjung/wisatawan tidak diperbolehkan melakukan kegiatan/mendekati pada radius 3 hingga 5 km dari kawah/puncak atau menyesuaikan ketentuan yang diberlakukan oleh pemerintah setempat.
Gunung Api Status Siaga (Level III) di Indonesia
- Anak Krakatau – Lampung
- Merapi – DIY dan Jateng
- Semeru – Jawa Timur
Gunung api status Siaga, masyarakat di sekitar, pengunjung/wisatawan tidak diperbolehkan melakukan kegiatan/mendekati gunung.
Penyebab Erupsi
Indonesia adalah negara kepulauan yang berada pada pertemuan tiga lempeng tektonik aktif, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik, dan Lempeng Indo-Australia.
Perlu kita ketahui bersama pula, ketiga lempeng tersebut bergerak saling bertumbukan.
Proses penunjaman atau subduksi pada lempengan ini, mengakibatkan pelelehan batuan kerak bumi.
Bagian batuan meleleh mempunyai berat jenis lebih ringan dibandingkan batuan sekitarnya sehingga bergerak mengapung menuju permukaan, kemudian membentuk gunung api.
Proses penunjaman dan pelelehan batuan kerak itu kemudian bercampur dengan batuan mantel, sebagian demi bagian berjalan secara menerus mengakibatkan terjadinya erupsi secara periodik dari gunung api. (*)