JAMBIEKSPRES.CO.ID - Hendri Cahaya Putra, resmi jadi DPO predator 30 anak di Tapanuli Tengah Sumatera Utara. Siapa sosok Hendri? ternyata ia pernah menjadi mahasiswa cumlaude.
Mengutip dari laman Linkedin, Hendri Cahaya Putra mencatatkan dirinya sebagai alumni S1 STMIK Budi Darma Medan dalam program studi Teknik Informatika tahun 2015-2019 dengan IPK 3,69 (cumlaude).
Ia juga menulis ia pernah sekolah di SD Islam Al-Munir Tambun Selatan tahun 2003-2009, lalu melanjutkan ke SMP Islam Al-Munir Tambun Selatan tahun 2009-2012 dan SMA Negeri 03 Kaur Bengkulu tahun 2012-2015.
Selain itu, Hendri juga terlihat suka dunia desain grafis, tercantum dirinya beberapa kali mengikuti pelatihan desain grafis, pertama Pelatihan Desain Grafis Oleh PKBM Anak Sumatera tahun 2017, kedua Pelatihan Desain Grafis Program PKW (Pendidikan Kursus dan Pelatihan) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI tahun 2017.
Hendri Cahaya Putra kini telah resmi didaftarkan Polres Tapanuli Tengah Dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) karena menghilang melarikan diri setelah dilaporkan atas perbuatan melakukan rudapaksa terhadap 30 anak
Awal Mula Ketahuan oleh Guru Ngaji
Perbuatan Hendri ini terbongkar ketika salah satu korban diminta berdiri untuk menghapal ayat oleh guru mengajinya.
Namun saat berdiri ia malah mengaku kesakitan, lantas setelah diperiksa ternyata ada remebesan darah pada pakaiannya di sisi pantat bagian belakang.
Setelah ditanya, baru korban menceritakan apa yang ia alami. Hal ini kemudian membongkar kasus lain, ternyata ada banyak anak lain juga mengaku pernah dilecehkan Hendri.
Orangtua korban kemudian beramai-ramai membuat laporan ke kantor polisi pada 14 November 2023 lalu. Total sudah 30 anak dilaporkan menjadi korban.
Korban rata-rata berasal dari 2 desa yang ada di Kecamatan Sorkam Barat Tapanuli Tengah.
Saat para orangtua heboh membuat laporan, Hendri buru-buru melarikan diri hingga kemudian ditetapkan sebagai DPO oleh pihak kepolisian.
Modus Perbuatan Hendri
Menurut keterangan Abdul Ali Simatupang, kuasa hukum para korban, modus yang dilakukan pelaku adalah memberi iming-iming kepada korban.
Yang menjadi sasaran Hendri adalah anak-anak yang pulang mengaji. Saat melintas di depan rumahnya, ia lalu memanggil anak-anak itu dan mengajak korban bermain game di ponselnya dan diberi makanan.
Saat itulah kemudian ia menjalankan aksinya. Hendri melakukan sodomi terhadap korbannya. “Hal ini dibuktikan dengan hasil visum, sudah divisum 7 anak dan semuanya positif disodomi,” ujar Abdul Ali.
Diduga Hendri telah melakukan perbuatannya itu sejak dua tahun terakhir.
Masuk DPO Polisi Ini Ciri-ciri Hendri
Kapolres Tapanuli Tengah, AKBP Basa Emdem Banjarnahor kepada media mengatakan, Hendri langsung mematikan semua alat komunikasinya dan langsung menghilang.
Pihak kepolisian katanya masih terus melakukan pencarian dan pengejaran, termasuk dengan menerbitkan brosur DPO yang mencantumkan foto serta ciri-ciri dan juga identitas Hendri.
BACA JUGA:Profil 2 Gajah yang Suka Menyeberang Tol Pekanbaru-Dumai
Adapun ciri-ciri Hendri berdasarkan brosur DPO, yaitu tinggi badan sekitar 165 centimeter, rambut hitam, kulit sawo matang.
Polisi juga mencantumkan nomor telpon, bagi siapa saja yang melihat dan menemukan sosok Hendri Cahaya Putra dengan menghubungi 0813-6177-6614. (*)