JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID – Ukraina tuding Rusia telah pasok senjata rampasan perang yang diambil Rusia selama perang dengan militer Ukraina untuk mendukung kelompok bersenjata Hamas menyerang Israel.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dikutip dari Al Jazeera mengatakan soal latar belakang Moskow pada serangan yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu di Israel.
“Rusia tertarik untuk memicu perang di Timur Tengah, sehingga sumber penderitaan dan penderitaan baru dapat merusak persatuan dunia, meningkatkan perselisihan dan kontradiksi, dan dengan demikian membantu Rusia menghancurkan kebebasan di Eropa,” kata Zelenskyy.
Kyrylo Budanov, perwira tinggi intelijen Ukraina juga menilai Rusia terlibat dalam perang ini.
“Kami melihat para propagandis Rusia bergembira. Kami melihat teman-teman Moskow di Iran secara terbuka mendukung mereka yang menyerang Israel. Dan semua ini merupakan ancaman yang jauh lebih besar dibandingkan apa yang dirasakan dunia saat ini. Perang dunia di masa lalu dimulai dengan agresi lokal.”
Budanov menuduh Moskow mungkin telah mempersenjatai Hamas dengan senjata-senjata yang mereka sita dari Ukraina, tujuannya untuk menghilangkan jejak Rusia itu sendiri.
“Kita semua melihat dengan jelas bahwa senjata trofi dari Ukraina memang telah diserahkan kepada kelompok Hamas. Kebanyakan adalah senjata infanteri,” katanya dikutip Al Jazeera dari Ukrainska Pravda (12/10/2023).
Hanya saja beberapa ahli berpendapat, tuduhan Ukraina itu tidak dilandasi bukti.
Memang benar Rusia memiliki hubungan yang baik dengan Iran dan hamas selama puluhan tahun terakhir, namun tuduhan bahwa Rusia telah memberikan senjata untuk Hamas tidak disertai dengan bukti.
“Kami tidak melihat hal yang utama – pernyataan dari militer Israel dan demonstrasi senjata Hamas yang mereka sita,” Nikolay Mitrokhin dari Universitas Bremen Jerman mengatakan kepada Al Jazeera.
“Sejauh ini, tidak ada bukti adanya pasokan senjata dalam jumlah besar dari Rusia ke Gaza,” katanya. “Kemungkinan besar isu-isu tersebut akan muncul setelah [Israel menyelesaikan] pembersihan Gaza, namun baru setelah itu menjadi masuk akal untuk membicarakannya.”
BACA JUGA:Asal Mula Kaum Yahudi Hingga Terbentuk Negara Israel dan Menguasai Wilayah Palestina
Pada tanggal 2 November, Aleksander Venediktov, dari Dewan Keamanan Rusia, mengatakan kepada kantor berita Ria Novosti, “Spekulasi semacam itu merupakan provokasi terbuka.”
Setelah serangan Hamas, Israel memulai kampanye pengeboman tanpa henti di Gaza, dengan tujuan untuk menghancurkan kelompok Palestina yang memerintah daerah kantong padat penduduk tersebut.
Hingga saat ini telah lebih dari 11.200 warga Palestina yang tewas akibat serangan Israel di jalur Gaza termasuk di Tepi Barat. Sementara itu 1.200 orang juga tewas di Israel saat serangan Hamas pertama pada 7 Oktober 2023 lalu. (*)