Alfamart dan Indomaret Selalu Nempel Berdekatan, Ada Kongkalikong? Ternyata Oh Ternyata..

Selasa 07-11-2023,08:52 WIB
Reporter : Dona Piscesika
Editor : Dona Piscesika

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID – Dimana ada Alfamart, di situ ada Indomaret, dua gerai beda pemilik ini selalu saja nempel berdekatan. Kok bisa ya? Ada kongkalikong? atau bagaimana?

Secara kepemilikan sudah jelas Alfamart dan Indomaret beda pemilik, secara pangsa pasar? Tentu saja ini sama.
 
Yang membuat banyak orang penasaran, kok bisa lokasinya selalu berdekatan. Seolah ada janjian. Kalau tidak Alfamart yang buka duluan, ya Indomaret yang duluan curi start lalu satu sama lain saling buka berdekatan.

Namun ternyuata itu semua ada alasannya.  Berikut alasan mengapa Alfamart dan Indomaret selalu nempel kayak perangko selalu berdekatan.


1.Teori Lokasi Industri Menguntungkan Satu Sama lain

Ternyata Alfamart dan Indomaret sama-sama sepakat dengan teori lokasi industri atau di dunia marketing dikenal dengan Hotelling Theory.

Teori ini mungkin bisa juga kita manfaatnya juga. Menurut teori ini, apabila ada dua bisnis yang sama dan pasar yang sama dan saling berdekatan, maka akan bisa menguasai pasar seluas-luasnya.

Teori ini juga menekankan pada pemilihan lokasi. Tidak takut berdekatan, teori ini malah menjelaskan usaha yang saling berdekatan maka presentasi keuntungannya sudah pasti 50:50. Bagaimana selanjutnya? Itu akan diserahkan kepada konsumen sebagai pemilik hak menggunakan uang.

Jadi, Alfamart dan Indomaret saling berdekatan, ternyata tuajuannya untuk menciptakan pasar lebih luas dan malah menarik perhatian konsumen sebanyak-banyaknya.

Teori ini mungkin juga berlaku saat kita melihat sebuah foodcourt, begitu banyak tawaran makanan, bahkan ada yang mirip. Namun semakin berkumpul usaha makanan ini di suatu tempat, semakin ramai orang yang datang dan semakin luas target pasarnya.

BACA JUGA:Bos Alfamart dan Bos Indomaret, Lebih Kaya Mana?

2. Sama Tapi Tak Serupa

Alfamart dan Indomaret, meski mereka selalu berdekatan, sekilas seperti mirip dan sama, namun sebenarnya keduanya menonjolkan keunggulan masing-masing.

Ada pelayanan bahkan produk, ada di Alfamart tapiu tidak ada di Indomaret, sebaliknya, banyak di Indomaret tapi tak satu pun ada di Alfamart.

Jadi, keunggulan masing-masing yang membuat keduanya tetap mampu bertahan dan meraup untung, walau berada di lokasi berdekatan, dan bahkan juga menyasar wilayah pasar yang sama.

Begitu pun dengan pelayanan, keduanya memiliki ciri khas masing-masing dalam hal menyapa konsumen.
Keduanya berusaha membentuk persepsi konsumen dengan memberikan keunggulannya masing-masing.

BACA JUGA:2 Daerah di Jambi Larang Alfamart dan Indomaret Beroperasi

3. Biaya Riset Jadi Minimalis

Sebagai waralaba nasional tentu untuk membuka sebuah gerai mereka akan melakukan riset terlebih dahulu.

Harus diperhatikan, jumlah penduduk, jumlah akses orang yang lalu-lalang, daya beli dan banyak indikator lainnya.

Semua butuh biaya tidak murah karena biasanya riset dilakukan oleh vendor profesional di bidangnya.

Nah dengan membuka gerai di lokasi yang sudah ada gerai serupa, tentu saja ini akan menghemat biaya riset perusahaan.

BACA JUGA:Sumbar Tolak Alfamart tapi Wali Kota Satu Ini Malah Minta Saham 5 Persen, Endingnya Miris

4. Percaya dengan Strategi Five Forces

Para pengamat menilai Alfamart dan Indomaret juga berkilblat pada Teori Porter’s Five Forces. Mengutip dari situs Binus University, Teori Porter’s Five Forces merupakan sebuah metode yang digunakan untuk mengetahui kekuatan industri berdasarkan faktor-faktor eksternal perusahaan.
 
Porter’s Five Forces sebagai alat untuk menganalisis kondisi persaingan industri digambarkan sebagai berikut:

BACA JUGA:Ditolak 19 Daerah di Sumbar Alfamart dan Indomaret Dituding 'Menyusup' Masuk Pakai Nama Lain

1.Ancaman Pendatang Baru (Threat of New Entrants)

Ancaman pesaing tidak hanya datang dari para kompetitor lama. Seiring dengan berkembangnya usaha, munculah kompetitor baru. Masuknya pemain baru dalam industri akan membuat persaingan menjadi ketat yang pada akhirnya dapat menyebabkan turunnya laba. Hal ini berkaitan dengan seberapa mudah pendatang baru untuk ikut berkompetisi dalam persaingan usaha sejenis.  

BACA JUGA:3 Alasan Alfamart dan Indomaret Susun Kondom Dekat Meja Kasir

2. Ancaman Produk atau Jasa Pengganti (Threat of Substitutes).

Merupakan barang atau jasa yang dapat menggantikan produk sejenis. Adanya produk atau jasa pengganti akan membatasi jumlah laba potensial yang didapat dari suatu industri.

BACA JUGA:7-Eleven Hengkang dari RI Gara-gara Alfamart dan Indomaret?

Makin menarik alternatif harga yang ditawarkan oleh produk pengganti, makin ketat pembatasan laba dari suatu industri.

Sehingga dengan semakin banyak ragam barang dan jasa, terciptanya produk pengganti juga mempengaruhi pendapatan bagi perusahaan.

Hal ini berkaitan dengan apakah konsumen memiliki pilihan lain terhadap produk yang ada.

3.Kekuatan Tawar Menawar Pembeli (Bargaining Power of Buyers).

Daya tawar pembeli pada industri berperan dalam menekan harga untuk turun, serta memberikan penawaran dalam hal peningkatan kualitas ataupun layanan lebih, dan membuat kompetitor saling bersaing satu sama lain.

Hal ini berkaitan dengan kemampuan konsumen untuk dapat mempengaruhi harga jual barang sehingga menjadi lebih rendah.

4.Kekuatan Tawar Menawar Pemasok (Bargaining Power of Suppliers).

Pemasok dapat menggunakan kekuatan tawar menawar terhadap pembeli dalam industri dengan cara menaikkan harga atau menurunkan kualitas produk atau jasa yang dibeli.

Perusahaan berusaha mendapatkan harga semurah mungkin dengan kualitas yang tinggi. Jika perusahaan memperoleh pemasok yang demikian, maka perusahaan tersebut akan memperoleh kompetisi yang baik di bandingkan dengan pesaing.

5.Persaingan dalam Industri Sejenis (Rivalry of Competitors).

Persaingan antar pesaing dalam industri yang sama ini menjadi pusat kekuatan persaingan. Kompetitor dalam hal ini adalah industri yang menghasilkan serta menjual produk sejenis, yang bersaing memperebutkan pasar yang sama.

Kompetisi yang terjadi dalam industry sejeni biasanya terjadi dari segi harga, kualitas produk, pelayanan purna jual, yang semua hal tersebut membentuk nilai tersendiri di benak konsumen.

Semakin banyak kompetitor, perusahaan akan semakin bekerja keras memenangkan persaingan.

itulah beberapa ilmu dari Alfamart dan Indomaret, meski berdekatan, beda pemilik, beda brand,  tapi mereka tidak takut berdekatan satu sama lain dan selalu berkompetisi, eksis hingga akhirnya bisa mencapai tujuannya untuk meraup laba dan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya. Tak ada salahnya, kita curi ilmunya.  (*)

Kategori :