Surat Terakhir Mahasiswa Kedokteran Sebelum Tewas Dalam Mobil Isi Tabung Gas, Ini Pesannya..

Senin 06-11-2023,21:27 WIB
Editor : Dona Piscesika

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID – Pihak kepolisian menemukan surat terakhir Mahasiswa Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (Unair) sebelum tewas.

Mahasiswa itu bernama lengkap Bernadette Caroline Angelica Harianto.

Ia ditemukan dalam kondisi tak bernyawa di dalam mobil Honda Jazz dengan kondisi kepala tertutup plastik dan terhubung dengan tabung gas.

Mayat Caroline ditemukan sekuriti apartemen Royal Bisnis, Tambak Oso Sidoarjo pada hari Minggu (5/11/2023). Pihak sekuriti curiga karena mobil itu terparkir sejak dini hari lalu melaporkannya ke polsek setempat.

Kondisi Caroline cukup miris, ia ditemukan dalam posisi terduduk di kursi pengemudi, kepala terbungkus plastik dan bagian lehernya terikat oleh lakban, ia juga terhubung dengan tabung gas dan selang ada di sampingnya.

Kompol Tiksnarto Andaru Rahutomo, Kasatreskrim Polresta Sidoarjo menjelaskan, pihak kepolisian telah melakukan pemeriksaan awal, “Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban,’ ujarnya.

Ada yang menarik perhatian, ditemukan surat bertulisan tangan di dekat tubuh Caroline. Surat itu ditujukan untuk ibunya, adik-adiknya dan juga pamannya.

Surat itu ditulis dengan menggunakan bahasa Inggris yang artinya kira-kira sebagai berikut.

BACA JUGA:Geger Mahasiswa Kedokteran Tewas Dalam Mobil Berisi Tabung Gas

Lembaran Pertama

Dear Mama
Terima kasih selama ini telah melindungiku. Tetapi sekarang perlindunganmu terasa sia-sia. Aku tak pernah membuat keputusanku sendiri dalam hidup ini. Sekarang inilah bagaimana aku menunjukkan kebebasanku.

Aku memilih apa yang aku pilih dalam hidup ini. Aku tak melihat masa depan untukku. Aku tahu bagaimana kau mencintaiku. Ini bukan salahmu. Aku tidak menyalahkanmu. Maaf aku tak bisa mencintaimu kembali. Maaf aku tak dapat melindungimu.

Dear saudara laki-laki dan perempuanku

Aku berharap kalian tak berakhir seperti aku. Kalian mungkin melihat aku sebagai anak yang cerdas. Aku nggak secerdas itu. Aku adalah seorang yang bodoh yang tak pernah melihat dunia sebenarnya.

Aku telah buta selama ini dan telah memberi kalian semua harapan palsu. Dunia ini kejam. Ingat itu. Aku mencintai kalian. Tapi aku tak bisa melakukannya lagi sejak aku berhenti berharap. Sudah terlambat sekarang.

Jika seluruh dunia mempertanyakan, aku tak melihat ada harapan. Aku ingin bertahan di sana

Lembaran Kedua

Dear paman

Terima kasih telah membukakan mataku untuk melihat dunia yang kejam ini. Tetapi bocah bodoh dan rapuh yang kamu cintai ini tak bisa berkawan dengan kenyataan. Aku memilih kabur. Maaf aku pengecut. Aku tak cerdas aku tak bijaksana. Kamu melihatku salah. Aku melihat tak ada masa depan dan juga kesuksesan.

Dear sahabat

Kalian begitu kuat dan berani. Aku berharap bisa seperti kalian. Tapi kalian tahu, aku lemah. Tak punya motivasi. Aku berharap kalian bahagia selamanya. Aku tahu kalian bisa. Maafkan aku. Aku sayang kalian.

Bila setiap orang pernah menjumpaiku. Bila aku salah, bunuh saja aku. Untuk dunia. ya, kamu telah menumbuhkan kegagalan, generasi lemah.

Hidup segan mati tak mau? Aku memilih untuk mati.

Belum diketahui apakah surat ini benar ditulis oleh Caroline atau tidak.

Pihak kepolisian kata Kapolres masih terus melakukan pemeriksaan, juga melakukan uji toksikologi mengingat saat ditemukan, tubuh Caroline juga terkait dengan gas helium yang ditemukan di dalam mobil korban.

Meskipun ada dugaan bahwa Caroline meninggal karena bunuh diri, namun pihak kepolisian belum dapat memastikan penyebab kematian  hingga selesai dilakukan uji dan pemeriksaan di beberapa hal.

Sempat Peluk Saudara Saat Pamit

Pihak kepolisian juga telah memeriksa saudara kandung Caroline. Dari hasil pemeriksaan, ternyata Caroline yang tinggal satu apartemen dengan saudara kandungnya itu sempat berpamitan dan berpelukan sebelum ia pergi.

Ia sempat memeluk dengan erat adiknya itu sebelum pamit pada Sabtu sore.

Selain itu, pihak kepolisian juga  memeriksa  asisten dosen di kampusnya dan sejumlah saksi di kampus Caroline, termasuk dosen pembimbingnya. (*)

Artikel ini telah tayang di www.memorandum.co.id dengan judul: Surat Caroline Penuh Kepedihan dan Keputusasaan


Kategori :