FK UIN STS JAMBI, KADO DAN LEGACY PERSEMBAHAN PUTRA JAMBI
MoU antara UIN STS Jambi dan Unand dalam pendirian Fakultas Kedokteran-Foto: Istimewa-
JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Berdasarkan wawancara wartawan JAMBI Ekspres dengan inisitor Fakultas Kedokteran UIN Sulthan Thaha Saifuddin JAMBI, Prof. Dr. H. Suaidi Asyari, pendirian Fakultas Kedokteran UIN JAMBI (2024) tak ubahnya seperti mendayung di tengah gelombang badai.
Dengan semangat determinasi yang kuat dan tim yang solid, badai itu berhasil diarungi sampai ke pinggir pantai Bernama Fakultas Kedokteran.
Diawali dengan ‘mimpi’ yang dianggap ‘omong kosong’ bahkan dianggap tidak mungkin bisa terwujudkan.
Tetapi dengan kesabaran, ketekunan dan solidnya sebagian besar anggota tim dan semangat untuk menjadi kampus lokomotif perubahan, telah berbuah manis dengan keluarnya SK NOMOR 97/A/O/2024.
Langkah demi langkah dimulai 2019 di tengah moratorium, wabah covid-19, keterbatasan SDM dan sarana prasarana serta berbagai ejekan bahkan upaya menghambat adalah seperti mendayung di tengah badai samudara luas.
Berikut ini laporan Jambi Ekspres yang dimuat dalam berbagai fokus sesuai dengan penuturan langsung oleh sang inisiator Prof. Dr. H. Suaidi Asyari, MA., Ph.D.
Disamping berbagai tantangan yang dia tempuh tentu terdapat juga sejumlah kemudahan yang layak dibaca oleh masyarakat.
MoU antara UIN STS Jambi dan Unand dalam pendirian Fakultas Kedokteran-Foto: Istimewa-
Tidak Ada Sejaran Tanpa Inisiatif Awal
JAMBI - Sesungguhnya sadar dengan serba keterbatasan, langkah awal hanyalah program untuk mendukung berdirinya FK UIN STS Jambi, seperti Klinik, praktik dokter untuk menuju rumah sakit dan bukan pendiriannya. Tetapi seiring berjalannya waktu, setiap tantangan selalu saja diimbangi oleh kemudahan dari Allah SWT.
Langkah riil pertama adalah mensosialisasikan argumen mengapa UIN STS Jambi harus memiliki Rumah Sakit menuju Fakultas Kedokteran. Sosialisasi melalui Raker, Rapim, kunjungan ke berbagai MAN IC se Indonesia dan kepada setiap tamu penting yang datang ke UIN.
Fokus utamanya adalah upaya bagaimana paradigma transintegrasi ilmu di UIN STS Jambi bisa bermuara pada penciptaan dokter yang juga ahli agama.
Baru kemudian pembuatan borang pertama FK UIN STS Jambi akhirnya sampai pada akhir walaupun diawali dengan modal “Buta Kayu”.
Foto bersama setelah kunjungan KKI ke UIN STS Jambi-Foto: Istimewa-
Lantas bagaimana nasib FK UIN STS Jambi? Mulai dari mana dan mau Dibawa kemana? Peratanyaan yang selalu diajukan oleh alumni the Melbourne University ini kepada para pimpinan di bawahnya.
Dengan bermodalkan satu tahapan selesai yaitu “borang”, tim FK UIN STS Jambi terus mempelajari aturan yang harus dilewati dalam pendirian FK UIN STS Jambi dimana hal utama yang harus dilakukan adalah ‘adanya Universitas Pembina’ dan dimulailah penjajakan dengan Universitas yang memungkinkan menjadi Pembina FK UIN STS Jambi.
Untuk itu, FK UIN STS Jambi melakukan MoU dengan Universitas Andalas sebagai tim Pembina pada April 2022. Setelah menentukan Universitas Pembina, FK UIN STS Jambi mencari Rumah Sakit untuk menjadi Rumah Sakit utama dan Rumah Sakit jejaring dilanjutkan mencari puskesmas yang akan menjadi pendukung utama hadirnya ‘mimpi’ FK UIN STS Jambi.
Untuk itu, UIN STS Jambi melakukan MoU dengan RSUD H. Hanafie Muara Bungo sebagai Rumah Sakit Pendidikan Utama pada Juni 2022.
“Kita selalu mencari informasi dan berdiskusi dengan banyak kalangan. Dari hasil diskusi itu kita mendapatkan informasi moratorium itu bisa dikecualikan bagi FK yang memiliki argument kuat dalam pendirinya. Bahkan kita juga mendapatkan informasi akan ada tiga FK yang akan berdiri dan ternyata hal itu karena PENUGASAN KHUSUS DARI PRESIDEN. Maksudnya Provinsi yang belum memiliki Fakultas Kedokteran,” jelas Prof. Suaidi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: