JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID- Tak hanya warga laki-laki, namun banyak juga ibu rumah tangga atau emak-emak dan anak-anak sepakat monolak adanya stockpile batu bara di kawasan Aur Duri.
Aksi puluhan warga Kelurahan Aur Kenali, Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi dilakukan pada Selasa sore (31/10).
Aksi yang dilakukan masyarakat tersebut ditandai dengan pemasangan baleho penolakan warga.
Pembangunan stokcpile batu bara tersebut dilakukan oleh PT Sinar Anugerah Sukses (PT SAS), di kawasan Aurduri, Kelurahan Aur Kenali. Lokasinya dekat dengan kawasan pemukiman warga.
Ketua Forum Warga Aur Kenali, Syarif mengatakan, aksi yang dilakukan itu merupakan wujud keseriusan warga menolak rencana pembangunan stockpile batu bara ditengah pemukiman masyarakat.
"Kami selaku warga masyarakat sekitar menolak adanya stockpile batu bara di kawasan kami. Kami tidak ingin ke depan warga terganggu, mulai dari segi kesehatan, sosial dan lainnya," kata Syarif, saat aksi, Selasa sore (31/10)
"Kami masih memikirkan anak cucu kami," tambahnya.
Upaya yang sudah dilakukan pihaknya sebut Syarif, melayangkan surat penolakan kepada DPRD Provinsi Jambi, Gubernur Jambi, Wali Kota Jambi dan DPRD Kota Jambi.
"Pihak terkait sudah kita surati. Spanduk dan baleho yang kami pasang ini bentuk keseriusan kami sebagai warga monolak adanya stockpile batu bara dilingkungan kami," imbuhnya.
Yang diinginkankan warga sebut dia, bukanlah stockpile batu bara, tapi yang adalah kesejahteraan.
"Kami ingin kepastian hukum yang diberikan pemerintah. Kami masyarakat sekitar sudah hidup tenang di sini," ujarnya.
Lebih lanjut Syarif menungkapkan, bahwa upaya yang dilakukan Pemkot Jambi, berupa penyegelan terhadap lokasi rencana pembangunan stockpile batu bara tersebut belum membuat mereka puas.
"Karena masih ada pekerjaan oleh PT SAS tersebut," ungkapnya.
Mengenai ada beberapa ketua RT yang belakangan menyatakan persetujuan terhadap pembangunan stockpile batu bara dikawasan tersebut, kata Syarif, hal itu bukanlah aspirasi dari warga dan masyarakat.
"Itu tidak atas aspirasi kami masyarakat, mungkin itu pernyataan pribadi, mereka tidak menyerap aspirasi masyarakat. Dari 26 RT di Aur Kenali, kami ketahui saat ini hanya ada tiga ketua RT yang menyatakan setuju untuk pembangunan stokcpile batu bara itu. Tapi masyarakat semua menolak," ujarnya.