“Kalaupun saat jam istirahat, jika ada pasien IGD maupun pasien kontrol terjadwal, harus ditangani. Jangan terkendala waktu istirahat dan libur sehingga pasien tidak ditangani. Khusus Rumah Sakit Abdul Manap dan RS HAS, jangan coba-coba IGD-nya menolak pasien,” pintanya.
Di tempat terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jambi, Varial Adhi Putra mengatakan,
hasil pantauan DLH terjadi peningkatan kualitas udara di Provinsi Jambi terutama Kota Jambi. “Dari alat indikator yang kita pasang di Kota Jambi, alat itu sudah menunjukan kualitas udaranya tidak sehat,” aku Varial Adhi Putra (4/9) kemarin.
Kualitas udara tidak sehat terjadi sejak pukul 09.00 WIB ketika rentang ISPU dari parameter PM 2.5 di angka 99, sementara pukul 11.00 WIB angka itu sudah mencapai 101, masuk kategori buruk atau tidak sehat.
“Dengan naiknya angka ini tentunya udara di Kota Jambi sudah masuk tidak sehat. Maka dari itu kita dari DLH Provinsi Jambi harus mengambil langkah-langkah (terkait kualitas udara yang sudah tidak sehat),” ujar Varial.
Buruknya kualitas udara di Kota Jambi ini lantaran banyak partikel debu yang berterbangan. Bahkan udara yang buruk itu juga disebabkan dari asap kendaraan serta pembakaran industri. Namun perlu diketahui pula, kebakaran hutan dan lahan yang mulai meluas di beberapa daerah juga menjadi penyebab buruknya udara itu.
“Ada karena kebakaran hutan dan lahan, disamping itu juga ada pula dari partikel debu serta dari pabrik dan juga dari uji emisi kendaraan,” sebut Varial.
Sementara, buruknya kualitas udara ini hanya terjadi di Kota Jambi, sementara wilayah daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur masih dalam kondisi baik dan sehat.
“Ini bisa jadi asap-asap karhutla yang sudah padam di beberapa wilayah Jambi hembusan anginnya mengarah ke Kota Jambi dan adapula karhutla di wilayah Sumsel juga bisa jadi asapnya beterbangan juga mengarah ke Kota Jambi,” terang Varial.
Tak hanya di Kota Jambi, kualitas udara di Muaro Jambi Senin pagi juga masuk kategori tidak sehat.
Dari pantauan alat selter kualitas udara PM 2.5 yang dimiliki Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Klimatologi Jambi berada pada angka 112 mikrogram permeter kubik pada pukul 08.00 WIB.
“Buruknya kualitas udara di wilayah Muaro Jambi sudah terjadi sejak 2 september,” ujar Sri Utami Widyastuti, Koordinator Data dan Informasi BMKG Jambi.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (Dlh) Kabupaten Muaro Jambi Evi Sahrul menyampaikan, ISPU di Muaro Jambi masih dikategorikan sedang, namun, tepat pukul 11.00 WIB, udara menjadi tidak sehat.
“Pagi sedang, pukul 11.00 sudah tidak sehat lagi,” kata Evi Sahrul lagi.
Sementara itu, Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jambi mewanti-wanti agar masyarakat di Kota Jambi dan sekitarnya untuk tetap waspada. Kewaspadaan itu berdasarkan pantauan pihak BMKG akan adanya partikel bekas karhutla akan beterbangan masuk ke wilayah Kota Jambi.
“Waspada tanggal 4-6 September 2023 ini potensi sebaran partikulat Karhutla akan mengarah ke Jambi,” ujar Kepala BMKG Jambi, Ibnu Sulistyono.