Anak Muda di China Punya Pekerjaan Baru, Jadi 'Anak Penuh Waktu’ di Rumah Ortu Tapi Digaji

Jumat 01-09-2023,09:58 WIB
Reporter : Dona Piscesika
Editor : Dona Piscesika

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID – Generasi muda di Negara China kini punya jenis pekerjaan baru yaitu ‘jadi anak penuh waktu’ seutuhnya, full time di rumah ortu (orang tua), mengurus keluarga tapi digaji atau dikenal dengan istilah full time children.

Pekerjaan ini viral dan kian banyak dilakoni generasi muda di China.

Mereka di rumah melakukan banyak kegiatan dan bekerja secara profesional, mulai dari mengurus orang tua, membersihkan rumah, belanja, mengurus jadwal cek kesehatan, antar jemput dan semua yang terkait dengan urusan di rumah.

Istilah full time children ini awalnya dipopulerkan oleh sosial media terkenal China, Douban. Memilih pulang ke rumah, bekerja full time di rumah tapi tetap digaji, dan ini banyak dipilih generasi di China seiring dengan kian sulitnya memperoleh pekerjaan di luar.

Tentu saja pekerjaan ini dilakoni setelah mendapat persetujuan dari kedua belah pihak, pihak keluarga dan pihak penerima kerja.

Kebanyakan mereka yang melakukan pekerjaan ini karena memiliki orang tua atau keluarga yang memang butuh asisten di rumah untuk membantu melakukan apa saja.

Daripada membayar orang lain, mempekerjakan anak sendiri atau cucu sendiri akan lebih baik, itu prinsip sebagian mereka.

Tentu saja ada syaratnya, orang tua atau keluarga tidak boleh memandang yang bekerja sebagai ‘pengangguran’ yang duduk-duduk saja di rumah, namun benar-benar memandang mereka sebagai pekerja profesional yang bekerja di rumah dan harus membayar gaji mereka dan memberikan mereka hak untuk libur dan juga cuti.

Bekerja sebagai full time children tak hanya dilakukan untuk keluarga terdekat seperti orangtua, namun juga bisa bekerja untuk nenek atau kakek, bibi atau paman dan bekerja mengasuh dan mengurus urusan rumah mereka.

China kini memang mengalami lonjakan angka pengangguran yang cukup signifikan. Menjadi anak penuh waktu pun jadi solusi bagi generasi China untuk bisa bebas dari status nganggur nihil penghasilan.

Angka pengangguran di daerah perkotaan negara China pada usia 16 hingga 24 tahun tercatat naik hingga 21,3 persen pada Juni 2023, dan ini merupakan rekor tertinggi yang terjadi di China.

Pasca Covid masalah pengangguran memang masih menghantui China, banyak generasi muda di sana susah mendapat kerja.

BACA JUGA:Gen Z Kalau Kerja: Dikit-dikit Healing Dikit-dikit Mental Break Down

BACA JUGA:Kelakuan 'Bego’ Suami Ketika Istri Melahirkan, Nomor 8 Paling Ngakak

Covid memang telah usai, ekonomi mulai pulih, namun pergerakan ekonomi China telah melambat dan optimisme ekonomi masih melemah.

Setelah awal tahun ini dimulai dengan kegiatan yang cukup aktif, pemulihan ekonomi China namun masih melambat dan keyakinan bisnis tetap lemah.

Tak hanya itu, traumatik covid juga telah membuat banyak anak muda di China memilih untuk kembali ke keluarga dan dekat dengan orangtua mereka, para orang tua pun mendukung keputusan anak-anak mereka.

BACA JUGA:Tibbets, Pilot yang Tak Pernah Menyesal Jatuhkan Bom Atom di Hiroshima Jepang

"Mental dan psikologis, orang di daratan China masih pulih dari pandemi covid-19," begitu kata Fang Xu, seorang dosen tetap di Universitas California Berkeley.

Katanya, ada keinginan para pemuda China untuk hidup berkualitas dekat dengan keluarganya.

Namun beberapa pengamat berpendapat, fenomena anak muda China bekerja sebagai full time children ini bisa saja tidak permanen.

Seorang peneliti di China Centre di Universitas Oxford dan Universitas SOAS London George Magnus, meyakini pekerjaan ini hanyalah solusi jangka pendek agar mereka tetap bisa memiliki tempat tinggal dan bisa tetap bekerja dan gajian dan dekat dengan keluarga. (*)

Kategori :