Keras Kepala Jepang di Balik Ledakan Bom Atom Buatan Amerika yang Menewaskan 220.000 Orang

Kamis 31-08-2023,17:55 WIB
Reporter : Dona Piscesika
Editor : Dona Piscesika

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID – Bom Atom di Hiroshima dan Nagasaki Jepang telah menyisakan data kematian yang mengerikan, 220.000 orang tewas seketika, puluhan ribu lainnya meninggal dunia akibat paparan radiasi nuklir.

Ada dua bom yang dijatuhkan di hari berbeda. Pertama di kota Hiroshima tanggal 6 Agustus 1945 dinamakan Little Boy, sementara tiga hari kemudian 9 Agustus dibom kembali kota Nagasaki kemudian dinamakan Fatman.

Ledakan di kota Hiroshima kemudian menewaskan 140 ribu orang, sedangkan, ledakan bom atom di kota Nagasaki menewaskan 80 ribu orang, total kurang lebih 220.000 orang tewas akibat bom ini.
 
Dan mungkin sudah banyak juga yang mengetahui, aksi nekat Amerika menjatuhkan bom nuklir terbesar pertama dunia itu dilatarbelakangi oleh sikap keras kepala Jepang setelah periode Perang Dunia I.

Saat Perang Dunia I berakhir, beberapa negara pemenang berkumpul membuat sebuah perjanjian pada 6 Februari 1922 bertempat di Washington Amerika, nama perjanjian itu Traktat Angkatan Laut Washington.

Dalam perjanjian itu dituangkan soal pembatasan pembangunan armada laut untuk menekan dan mencegah perselisihan antar negara pemenang dan mencegah munculnya perang-perang berikutnya.

Jepang pun masuk dalam anggota yang terlibat dalam perjanjian itu. Namun sayang, niat baik mencegah perselisihan malah menimbulkan rasa sakit hati dari pihak Jepang.

Jepang merasa ada sesuatu yang tak beres dengan perjanjian itu, mereka merasa dianaktirikan, karena dalam perjanjian itu Jepang hanya kebagian rasio armada laut jauh lebih kecil dibanding negara-negara barat yang ikut serta di dalamnya.

Al hasil, setelah perjanjian usai, hubungan Jepang dengan Amerika serta dengan negara-negara barat lain semakin memburuk.

Kemudian pecah lah Perang Dunia II. Bukan Jepang Namanya jika tidak keras kepala, tak peduli lagi dengan perjanjian damai apapun.

Tanggal 7 Desember 1941, Jepang menyerbu Pearl Harbour, yaitu pangkalan armada laut milik Amerika Serikat.

Amerika yang marah lalu menyatakan resmi perang dan bermusuhan terhadap Jepang. Amerika pun kemudian resmi masuk Blok Sekutu setelah diserbu oleh Jepang.

Serangan bom Jepang di Amerika juga telah mendorong China masuk ke Blok Sekutu di bulan yang sama, lalu sejumlah negara lain di dunia juga bergabung dengan Blok Sekutu.

Pada masa Perang Dunia II ada dua blok yang berperang yaitu Blok Sekutu dan Blok Poros. Negara anggota Blok Sekutu dalam Perang Dunia II sekaligus menjadi pimpinan blok sekutu adalah Inggris, Amerika Serikat, Uni Soviet, dan China.

Negara persemakmuran Inggris pun bergabung, yakni Kanada, Australia, Selandia Baru, dan Afrika Selatan
Sejumlah negara lain kemudian juga ikut join dengan Blok Sekutu seperti Belanda, Belgia, Norwegia, Yunani, Yugoslavia, dan Uni Soviet.

Namun kekuatan apapun yang terbentuk, Jepang tak peduli, kemudian Jepang terus berjuang menguasai wilayah Asia Timur dan Asia Tenggara, ia mengusir pasukan Inggris dan Amerika yang lebih dulu berkuasa di daerah-daerah itu.

Kemudian dikenal istilah Perang Pasifik, Perang Asia Timur Raya yang diawali dengan Jepang menyerang Pearl Harbour, Hawaii di Amerika.

Melalui Perang Pasifik Jepang ingin berkuasa atas negara-negara di Asia dan mengganti kedudukan bangsa Eropa yang telah lebih dulu menguasai Asia.

Inggris ketika itu menguasai Myanmar, Malaysia, dan Kalimantan. Kemudian, Perancis masih menguasai Kamboja, Laos, dan Vietnam, sedangkan Spanyol menguasai Filipina, dan Belanda menguasai Indonesia.

Hubungan Amerika dan negara-negara Eropa pun semakin buruk terhadap Jepang. Jepang terlalu keras kepala dan makin hari makin berkuasa.

Sementara itu, Amerika pun masih cukup sibuk dengan Proyek Manhattan-nya.  Sejak 1940, pemerintah Amerika Serikat (AS) sebenarnya sudah mulai mendanai program pengembangan senjata atom miliknya.

Ini adalah proyek rahasia Amerika, mereka menyebutnya Proyek Manhattan. Kesuksesan Amerika menciptkana senjata nuklir ini kemudian diuji coba 16 Juli 1945 di lokasi uji Trinity Alamogordo, New Mexico.

Saat uji coba ini kekuatan negara negara sekutu sebenarnya telah mengalahkan Jerman di Eropa.

Namun, pada pertengahan Juli, pasukan Jepang diam-diam rupanya telah menghabisi hampir setengah dari pasukan sekutu selama tiga tahun penuh perang di Pasifik.

Jepang benar-benar tak bisa ditahan, ia benar-benar telah menganggu kekuasaan negara sekutu.

Pada akhir Juli, pemerintah Jepang bahkan juga telah menolak permintaan penyerahan Sekutu.

Meski Jepang diancam, jika ia menolak menyerah yang tertuang dalam Deklarasi Potsdam itu maka ia akan menghadapi kehancuran segera dan itu kehancuran total, tapi Jepang tetap saja, tidak takut.

Hingga akhirnya, diputuskan, Amerika Serikat akan menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima dan Nagasaki. Tentu saja rencana ini dilakukan dengan rapat besar bersama dulu.

Persetujuan menjatuhkan bom nuklir ini disepakati Amerika Serikat dengan Britania Raya dan tertuang dalam Perjanjian Quebec.

BACA JUGA:Tibbets, Pilot yang Tak Pernah Menyesal Jatuhkan Bom Atom di Hiroshima Jepang

Tragedi yang menakutkan ini akhirnya membuat Kaisar Jepang Hirohito mengumumkan penyerahan tanpa syarat negaranya dalam Perang Dunia II. Kaisar Hirohito kemudian membuat pidato resmi menyerah melalui saluran radio pada 15 Agustus 1945.

Kemudian 2 September 1945, Jepang akhirnya mengakui bahwa mereka telah kalah dari semua penjuru sisi. (dpc)

Artikel: Dikumpulkan dari berbagai sumber

Kategori :