Tibbets, Pilot yang Tak Pernah Menyesal Jatuhkan Bom Atom di Hiroshima Jepang

Tibbets, Pilot yang Tak Pernah Menyesal Jatuhkan Bom Atom di Hiroshima Jepang

Paul W. Tibbets (tengah) berfoto dengan kru pesawat perang Enola Gay-Foto: wikipedia-

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID – Nama lengkapnya Brigadir Jenderal Paul Warfield Tibbets, dia adalah sosok yang ditugaskan menjatuhkan bom atom di wilayah Jepang 78 tahun silam tepatnya 6 Agustus 1945.

Momen itu berada di tengah situasi Perang Dunia II, dimana ada 140.000 penduduk Jepang tewas akibat bom yang dijatuhkan Tibbets.

Hari itu, Tibbets  membawa bom atom seberat 5 Ton menggunakan Pesawat perang jenis Enola Gay berjenis B-29 Superfortress dengan nomor seri B-2945-MO 44-86292.

Dalam sebuah wawancaranya, Tibbets secara terang-terangan mengatakan ia tak pernah menyesal telah menjatuhkan bom nuklir pertama dunia itu di Hiroshima Jepang.

Meski tindakannya menyebabkan 140 orang terbunuh, ternyata Jenderal Tibbets tidak pernah menyesali perbuatannya.

Alasannya satu, karena berkat bom yang ia jatuhkan itu telah mengakhiri pembunuhan selama perang dunia kedua dengan lebih cepat.

Ia tak bisa membayangkan, jika saja hari itu bom atom tak pernah diledakkan, maka nyawa demi nyawa, pembunuhan demi pembunuhan akan terus tercatat dalam sejarah.

Tak pernah menyesal, Tibbets juga mengatakan andai saja keadaan yang sama terjadi Iagi, ia akan bersedia dengan ikhlas menjalankan tugas serupa jika memang dibutuhkan.

Meledaknya hulu ledak nuklir yang dijatuhkan Tibbets, membuatnya merasa tenang sepanjang hidupnya, bisa tidur nyenyak setiap malam.

"Saya bangga bahwa saya dapat memulai dengan cuma-cuma, merencanakannya, dan membuatnya bekerja dengan sempurna sebagaimana yang seharusnya.. Saya tidur nyenyak setiap malam." Lanjutnya

Tibbets mengaku saat awal diberi tugas, itu menjadi momen emosional baginya. Katanya, ia dan kru lainnya punya perasaan.

“Tetapi kami harus meletakkannya itu (perasaan) di belakang. Kami tahu apa yang kami lakukan ini akan membunuh orang kanan dan kiri,” ujar Tibbets saat diwawancara tahun 2005 lalu, dikutip dari Daily Star.

Hanya saja, ketika itu ia mengaku hanya punya satu niat. “Karena kami bisa mengakhiri pembunuhan secepat mungkin," lanjutnya.

21 tahun setelah menjalankann tugas itu, Paul Tibbets kemudian pensiun dari Angkatan Udara Amerika Serikat pada 31 Agustus 1966.

BACA JUGA:Keras Kepala Jepang di Balik Ledakan Bom Atom Buatan Amerika yang Menewaskan 220.000 Orang

BACA JUGA:Jangan Lupa Nanti Sore Turunkan Bendera, Besok Sudah September

Pria yang kemudian diberi julukan Little Boy itu meninggal dunia pada 1 November 2007.

Setelah meninggal dunia, Little Boy Tibbets dikremasi dan dimakamkan di sebuah gundukan tanah tanpa batu nisan.

Itu juga menjadi pesan Tibbets saat masih hidup, ia tak ingin makamnya diberi batu nisan, tak mau dikenang oleh siapapun dan ia sadar makamnya tak akan pernah didatangi oleh siapapun penentang senjata nuklir di dunia ini. (dpc)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: