Cerita Sukses Petani Kopi Dibawah Pendampingan Sinar Mas Agribusiness and Food

Jumat 30-06-2023,13:10 WIB
Editor : Setya Novanto

Membangkitkan Aroma Liberica di Negeri Seribu Parit

JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Hujan turun membasahi tanah saat Budi Rianto baru saja menuangkan kopi hitam dalam gelas kaca. Pada sore yang dingin itu, daun-daun pinang merunduk diselimuti kabut dan gemericik air terdengar jelas di genangan parit. Namun dalam rumah panggung kayu sederhana milik Budi, suasana terasa nyaman dengan obrolan dan uap kopi yang sama hangat. Ada kisah nostalgia yang sedang mengalir. 

Budi menunjuk sebuah pohon kopi di pekarangan rumahnya. Dari sanalah segala rasa dan aroma kopi yang kini tersaji di depan mata berasal. “Kopi yang kita minum ini adalah kopi liberica. Pohonnya ada di luar sana. Ditanam oleh mertua saya hampir setengah abad yang lalu,” ujar Budi. Menurutnya, bibit kopi tersebut dibawa dari Lampung dan ditanam di lahan sekitar rumah untuk konsumsi pribadi. 


Bantuan peralatan pengolah kopi membuat produksi kopi Kelompok Tani Karya Lestari menjadi lebih baik dari segi kualitas dan kuantitas produk.--

Meski pohon kopi itu telah berusia puluhan tahun, tetapi Budi baru mengenalnya pada tahun 2012 lalu. Saat itu, ia baru pindah ke rumah yang kini ia tempati, tepatnya di Desa Pebenaan, Kecamatan Keritang, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau. “Saya baru tahu setelah saya menikah dan pindah ke sini. Ketika saya membersihkan kebun, saya lihat ada beberapa pohon kopi yang sudah besar. Saya rawat pohon itu dan mencoba mengolah bijinya,” ungkap Budi. 

Pada mulanya, Budi tidak memahami jenis kopi apa yang tumbuh di pekarangan rumahnya. Namun setelah ia banyak berbincang dengan para penggemar kopi, ia pun mengetahui bahwa kopi tersebut berjenis liberica, sebuah jenis yang berasal dari negara Liberia. Kopi ini memiliki aroma pekat yang khas, dengan ukuran pohon dan buah yang lebih besar dibandingkan kopi arabica dan robusta. 


Budi memetik biji kopi liberica di pekarangan rumahnya. Berkat pendampingan oleh Sinar Mas Agribusiness and Food, jumlah pohon kopi yang kini dibudidayakan telah lebih dari 2.000 pohon.--

Kopi yang dihasilkan dari kebun sendiri memberikan kebahagiaan luar biasa bagi Budi. Ia gemar berkebun, ia gemar meminum kopi, dan semua kegemaran itu bisa ia ciptakan sendiri. “Ini sebuah hal yang menyenangkan bagi saya. Oleh karena itu, saya ingin berbagi kesenangan kepada orang-orang terdekat, kepada keluarga dan teman-teman saya di sini. Jika telah ada kopi bubuk yang siap seduh, saya selalu bagikan kepada mereka,” ujar Budi. 

Lambat laun, semakin banyak orang yang mengenal kopi liberica olahan Budi. Banyak orang yang menyukainya. Pesanan pun mulai berdatangan meski dalam volume kecil. “Yang memesan itu kerabat saya. Mereka menyukai kopi ini. Saya tidak mematok harga khusus karena saya bahagia jika ada orang-orang yang suka dengan kopi olahan saya,” kata Budi. 

Suatu hari, terbesit ide di kepala Budi. Ia ingin mengajak teman-temannya untuk turut serta berbudi daya kopi liberica. Ia membayangkan betapa menariknya jika pohon kopi ini tumbuh lestari, menghadirkan lebih banyak kehangatan dan cita rasa bagi banyak orang. “Saya ingin saling berbagi kopi ini dengan teman-teman. Syukur-syukur jika dapat menghasilkan penghasilan tambahan untuk keperluan sehari-hari,” harapnya. 

Namun, ia menyadari proses yang harus ditempuh tidaklah mudah. Ia memiliki keterbatasan pengetahuan dalam budi daya dan pengolahan kopi. Ia pun tidak memiliki banyak pengalaman untuk membentuk sebuah kelompok. “Saya merasa semangat, begitu juga teman-teman. Kami ingin budi daya kopi menciptakan pemberdayaan yang lebih luas. Namun kami juga bingung bagaimana sebaiknya memulai agar rencana ini berhasil,” keluhnya. 

Menebar cita rasa bersama

Di tengah kebimbangan itu, Budi bertemu dengan tim Community Economic Empowerment (CEE) Sinar Mas Agribusiness and Food, melalui anak usahanya PT Bumipalma Lestaripersada (BPLP). Budi banyak bertukar pikiran dan berusaha mencari cara agar kopi liberica semakin berkembang di Indragiri Hilir, Negeri Seribu Parit. “Saya mendapat jawaban-jawaban dari masalah yang dihadapi. Saya menemukan arah yang dapat membuat budi daya kopi ini terus berkembang,” ucapnya.

Upaya pendampingan dari pihak perusahaan telah memberikan banyak perubahan bagi Budi, yang kini tergabung dalam Kelompok Tani Karya Lestari bersama 8 orang lainnya. “Dulu kami tidak memiliki banyak pohon kopi, mungkin hanya seratusan pohon di pekarangan. Saat ini kami bisa memperbanyak pohon kopi hingga 2.000 pohon yang tersebar hingga ke 9 desa di Keritang,” ujar Budi yang merasa senang karena bibit kopinya semakin dikenal luas.

Ketua Kelompok Tani Karya Lestari, Mardi, juga merasakan manfaat dari kehadiran Sinar Mas Agribusiness and Food dalam pengembangan usaha kopi ini. “Dukungan sarana produksi kopi juga sangat membantu dalam menghasilkan produk yang lebih baik. Kami dibantu beberapa alat pengolah kopi yaitu pemecah biji kopi, alat sangrai, kemudian alat mengubah biji menjadi bubuk kopi,” ungkap Mardi. 

Kategori :