SMART SEED, Sinar Mas Agribusiness and Food Mendukung Transformasi Rantai Pasok

SMART SEED, Sinar Mas Agribusiness and Food Mendukung Transformasi Rantai Pasok

SMART SEED, Sinar Mas Agribusiness and Food Mendukung Transformasi Rantai Pasok untuk Mendorong Kemajuan dalam Minyak Kelapa Sawit Berkelanjutan--

JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID – Produsen kelapa sawit, pembeli, organisasi masyarakat sipil, dan pemerintah meningkatkan kolaborasi rantai pasok berkelanjutan dalam acara SMART SEED (Social and Environmental Excellence Development) yang diselenggarakan oleh Sinar Mas Agribusiness and Food. Bertempat di Hotel Four Points, Bali, Selasa (31/10).

Gelaran SMART SEED yang ke-9 ini mengusung tema "Transformasi Rantai Pasok dalam Mendukung Minyak Kelapa Sawit Berkelanjutan". 

Minyak kelapa sawit, seperti banyak komoditas lainnya, terus menghadapi peningkatan permintaan dari pelanggan maupun regulator internasional untuk menunjukkan kemajuan dalam sejumlah indikator keberlanjutan. Secara global, regulasi terkait Lingkungan, Sosial dan Tata Kelola (Environmental, Social, and Governance/ESG) telah meningkat sebesar 155 persen dalam satu dekade terakhir. 

Salah satu yang paling menonjol adalah Peraturan Deforestasi Uni Eropa (European Union Deforestation Regulation/EUDR), yang akan melarang masuknya komoditas yang terkait dengan deforestasi atau degradasi hutan setelah bulan Desember 2021 ke dalam wilayah tersebut dan akan diterapkan pada akhir tahun 2024. 

Sejumlah panduan lain mengenai pengungkapan iklim dan pelaporan keberlanjutan akan memperkuat persyaratan kepatuhan terhadap aspek-aspek keberlanjutan.

Melalui SMART SEED, Sinar Mas Agribusiness and Food mendukung para pemasok untuk menghadapi tantangan-tantangan ini melalui program edukasi dan sesi pengembangan kapasitas yang dipimpin oleh para pakar di industri, seperti Dewan Negara-Negara Penghasil Minyak Sawit (Council of Palm Oil Producing Countries/CPOPC), Verité, World Resources Institute (WRI) Indonesia, Earthworm Foundation (EF), dan perwakilan dari Sinar Mas Agribusiness and Food.

Kolaborasi sebagai kunci mengakselerasi tranformasi

Seperti yang disampaikan pada acara SMART SEED tersebut, Yong Khing Siong, Head of Traceability and Responsible Sourcing Sinar Mas Agribusiness and Food mengatakan bahwa tujuan acara ini adalah membantu para pemasok memahami perubahan terkini yang terjadi di pasar global, serta menyadari pentingnya pemenuhan persyaratan terkait munculnya sejumlah regulasi baru dalam mewujudkan rantai pasok yang berkelanjutan. 

"Sinar Mas Agribusiness and Food berkomitmen untuk membantu para pemasok kami tetap terdepan dalam memenuhi permintaan pasar melalui praktik terbaik dan dukungan teknis. Di tengah persyaratan global yang terus berubah guna memenuhi aspek keberlanjutan, termasuk di antaranya komitmen terhadap praktik nihil deforestasi, emisi karbon, dan praktik ketenagakerjaan, kami ingin memastikan bahwa setiap pemangku kepentingan di rantai pasok menjalankan perannya masing-masing dalam mendukung transformasi ini,” ucap Yong dalam pidato yang disampaikan. 

Mendukung pemasok mencapai target nasional 

Diskusi panel pertama dari dua diskusi panel pada acara SMART SEED membahas mengenai upaya pemangku kepentingan yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan pasar dalam mendukung transformasi berkelanjutan. Dalam panel tersebut, Prayudi Syamsuri selaku Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan (PPH Bun), Ditjen Perkebunan, Kementerian Pertanian Republik Indonesia, menyampaikan kebijakan pemerintah terkait upaya menghadapi implementasi EUDR, mendorong pelaku usaha agar wajib memiliki sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO), dan pentingnya membangun clearing house sebagai portal tunggal bagi eksportir minyak sawit olahan untuk mengakses data kemputelusuran dan legalitas minyak sawit mentah yang telah diverifikasi pemerintah. 

“Saat ini kita menghadapi tantangan yang berat dalam industri kelapa sawit karena isu keberlanjutan dan deforestasi. Oleh karena itu, kami menyiapkan sejumlah strategi untuk mengatasi tudingan minyak kelapa sawit Indonesia yang tidak berkelanjutan, dengan mendorong implementasi ISPO dengan target penyelesaian tahun 2025 serta penyediaan clearing house yang bertujuan menyediakan solusi komprehensif dan menyelesaikan beragam masalah terkait kelapa sawit dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan," ungkap Prayudi dalam diskusi panel. 

Memberikan dukungan teknis 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: