JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Pemerintahan Jokowi sepertinya semakin serius mendeteksi keberadaan harta karun Logam Tanah Jarang atau rare earth yang ternyata banyak di RI.
Apalagi selama ini Logam Tanah Jarang ini belum dikelola dengan maksimal, yang ada, malah diekspor oleh oknum-oknum secara diam-diam dalam kedok ekspor bahan lain yang mengandung rare earth Logam Tanah Jarang seperti yang terjadi di Bangka Belitung.
"Karena disana banyak rare earth yang diekspor dengan tidak jelas. Dan kemarin satu ada yang ditangkap itu ternyata didapat apa di dalam apa, tapi yang dilaporkan beda," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar berapa waktu lalu.
Pemerintah kini juga semakin serius mendeteksi keberadaan potensi Logam Tanah Jarang ini karena kebutuhan dunia semakin tinggi.
Salah satunya untuk instalasi nuklir, Logam Tanah Jarang digunakan pada detektor nuklir, dan rod kontrol nuklir.
Penggunaan Logam Tanah Jarang rare earth dunia juga kian meningkat pada komponen untuk pertahanan seperti mesin jet pesawat tempur dan pesawat terbang komersial, sistem senjata rudal, elektronik, pendeteksi bawah laut, pertahanan anti rudal, alat pelacak, pembangkit energi pada satelit, dan komunikasi.
Secara umum Logam Tanah Jarang memang sangat dibutuhkan untuk industri konstruksi, ruang angkasa, persenjataan perang, energi alternatif, dan komunikasi.
Sugeng Mujiyanto, Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM mengatakan, di Indonesia ada beberapa daerah yang terindikasi memiliki Logam Tanah Jarang diantaranya di Pulau Bangka Belitung, Sumatera, Sulawesi dan Halmahera.
Namun belum diketahui persis jumlah kandungan Logam Tanah Jarang di Indonesia karena Indonesia sendiri kata Sugeng belum memiliki teknologi untuk mengolah hal tersebut.
Kata Sugeng, Badan Geologi perah menemukan indikasi timah bersama Logam Tanah Jarang dalam bentuk monasit dan xenotim di beberapa wilayah di Indonesia.
Berdasarkan hasil penelitian di Indonesia mineral-mineral yang mengandung unsur Logam Tanah Jarang terdapat sebagai mineral ikutan.
Unsur ini ditemukan pada kegiatan penambangan timah dan emas aluvial.
Tentu saja kondisi ini berpeluang memberikan nilai tambah atas aktivitas tambang timah dan emas aluvial sehingga dapat mengurangi bahan galian tertinggal dan bahan galian terbuang dalam suatu kegiatan penambangan.
Potensi endapan timah dan emas aluvial di Indonesia cukup berlimpah. Mineral utama mengandung Logam Tanah Jarang yang ditemukan di Indonesia adalah xenotim, monasit dan zirkon yang berasosiasi dengan kasiterit yang diperoleh dari penambangan timah aluvial.
Seperti kita ketahui, saat ini Tiongkok merupakan produsen utama Logam Tanah Jarang di dunia. Tahun 2018 China mampu memproduksi 120.000 ton.
Mengutip data dari U.S. Geological Survey, Mineral Commodity Summaries, February 2019 yang dikutip buku Potensi Logam Tanah Jarang Indonesia Kementerian ESDM, Kapasitas produksi China itu merupakan 70 persen dari produksi Logam Tanah Jarang dunia,