Unbari Kembali ke Ibu Kandung (2-habis)

Jumat 21-04-2023,03:59 WIB
Editor : Setya Novanto

Abdurrahman Sayoeti serta Hasip Kalimuddin Syam dua tokoh Jambi ini patut kita contoh. Loyalitas dan integritas mereka tidak diragukan lagi. Abdurrahman Sayoeti karir birokrasinya sebagai Gubernur Jambi dua periode. Tamatan FKIP UI (kini menjadi IKIP Jakarta) memulai karir sebagai direktur  APDN. Sudah banyak kader pamong yang dididiknya disamping sebagai birokrat juga mendirikan yayasan Pendidikan Jambi bersama-sama dengan Hasip Kalimuddin Syam.

Hasip Kalimuddin Syam lulusan Universitas Cokroaminoto Yogyakarta begitu tamat dari Yogya mengabdikan diri di Pemprov Jambi berbagai jabatan telah di jabatnya dimulai dari Kepala dinas Pendidikan provinsi Jambi sampai menjadi Bupati Batanghari serta Wakil Gubernur Jambi.

Dua figur ini sangat dihormati oleh masyarakat Jambi. Mereka berdua tokoh di balik sukses dan berkembangnya Universitas Batanghari disamping dukungan Gubernur Djamaluddin Tambunan dan Masjchun Spfwan. Begitu Unbari dipegang generasi berikutnya terjadi konflik yang berkepanjangan sehingga sangat mengganggu proses belajar dan mengajar yang pada akhirnya merugikan mahasiswa

 Alhamdulillah dengan rakor tiga instansi terkait serta Gubernur dan Kapolda ketiga yayasan tersebut diatas tidak mempunyai legal standing sebagai Badan Penyelenggara Unbari. Telah diputuskan bahwa kembali ke Yayasan Pendidikan Jambi tahun 1977 dengan perubahan akta tahun 1999- dengan demikian sesuai dengan judul tulisan ini bahwa Unbari Kembali ke Ibu Kandung.

Yang melahirkannya Kita semua tentu berharap masing-masing pihak menahan diri apalagi di Hari Raya Idulfitri tahun 1444H untuk saling memaafkan dan kembali ke jalan semula gagasan cemerlang para pendiri Universitas Batanghari.

Sambil menutup izin kan penulis menutup dengan  mengutip Kajian Agama di Kumpeh Daarut Tauhid (KDT) Laa haula walaa quwwata illa billahi aliyyil'azhim yang artinya : Tidak ada daya upaya Melainkan dengan kekuatan dan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung Hakikat segala sesuatu adalah milik dan dalam kuasa Allah. Manusia tidak memiliki apa apa .Dan tidak ada apa apanya. Semuanya  dalam kuasa dan kehendak Allah.

Bagaimanapun keinginan dan kemauan manusia terhadap sesuatu. Untuk meraih atau menolak. Kalau tidak dengan izin Allah tidak akan terjadi. (*)

*) Penulis,dosen biasa di Prodi Magister Ilmu Hukum Universitas Batanghari

Kategori :