Industri Batu Bara: Anomali atau Mengendalikan Ekses

Kamis 23-03-2023,16:09 WIB
Editor : Setya Novanto

Oleh : Prof. Dr. Johannes, SE, M. Si *

1)         Antara Ekses atau Anomali

Industri batubara bagaimanapun adalah potensi penggerak ekonomi   baik secara mikro maupun makro. Secara mikro dia menggerakan sumber daya ekonomi   di tingkat pedesaan   dimana UMKM dapat menjalankan kegiatannya lebih efektif. Kondisi di tahun 2023, Provinsi Jambi   dihadapkan kepada Ekses, kondisi yang tak terduga utamnya karena dampak dari pademi-Covid 19. Dua tahun masa pademi-Covid 19, masyarakat   dihimbau untuk tetap lebih banyak tinggal di rumah. Sehingga,    ketika jumlah truk pengangkut batubara meningkat dampaknya sangat mengganggu. Sebagai informasi   tambahan, di tahun 2023 dinas perhubungan Jambi   melaporkan jumlah bus mencapai 8.600 unit. Bisa lebih, karena jumlah itu didasakan pemilik yang mengisi aplikasi, sementara diduga ada yang tidak mengisi aplikasi.  

Lantas, bagaimana industri batubara   dapat dinilai menjadi Anomali.   Anomali   adalah satu kondisi yang terjadi dimana hubungan penyebab dan akibat yang tak beralasan. Hubungan yang diada-adakan   untuk mencapai satu image   agar    mendapat pembenaran dan penghargaan.    Anomali bisa terjadi bila peristiwa peristiwa memang terjadi di luar penyebab yang umum akan tetapi harus memeriksa hubungan yang dimaksud lebih berhati-hati.

Dalam kaitannya dengan   industri batubara di provinsi Jambi     mana yang lebih relevan bila dikaitkan dengan   kemiskinan? Apakah peristiwa   yang terjadi Anomali atau   ekses (eksesif).

2)         Kemiskinan  

Mengacu kepada laporan BPS tentang Analisis Isu terkini Provinsi Jambi   Semester 2 tahun 2022, penyebab kemiskinan tidak terkait dengan   praktik penambangan batubara.   Besaran angka kemiskinan 7,5 persen berasal dari penyebab temporer yang cenderung berulang seperti: kenaikan harga minyak goreng, sembilan kebutuhan pokok, inflasi. Penyebab Inflasi   malah karena  kenaikan harga cabe sejak bulan Juni 2022 (BPS Jambi, 2022).   Pemerintah provinsi dalam hal ini “menalangi” kenaikan harga cabe dengan   memberi subsidi kepada penjual. Dengan   demikian harga penerima subsidi akan menjadi acuan di pasar. Cara ini memberikan hasil karena harga cabe   perlahan stabil dan turun.  

Lantas logika yang menyimpulkan bahwa ditengah “pesta batubara”   malah  tidak berdampak pada pengurangan kemiskinan. Bila hal ini didukung fakta atau logika maka didalamnya didapat kandungan Anomali. Akan tetapi, itu tidak mendapat dukungan dari hasil laporan BPS.   Kemiskinan mengalami perlambatan penanganan karena semua anggaran pemerintah selama 2 tahun   mengikuti kebijakan “refocusing”, mengatasi masalah    pademi-Covid 19.  Pemerintahan desa dalam hal ini “dipaksa” untuk memberikan perawatan   kepada mereka yang terdampak pademi-Covid 19.

Patut diyakini  bahwa industri batubara   telah meningkatkan partisipasi masyarakat   desa dalam pembangunan. Sumber daya lahan, tenaga kerja, digunakan   lebih maksimal melalui   pelayanan bahakan  dimulai sejak penambangan hingga transportasi. Masyarakat   terlibat memberikan pelayanan.

Kenapa terjadi Ekses.  Ekses dapat terlihat dari kemacetan yang ditimbulkannya.    Dari FGD yang dilakukan   oleh salah satu TV lokal di Jambi, Maret 2022,   diketahui bahwa jumlah truk sudah melampaui batas. Pemerintah provinsi mengatasi hal itu    telah mengeluarkan berbagai pengaturan, bahkan dipasang di pintu masuk jalan ke lokasi penambangan.   Pengaturan ini utamnya menyangkut  waktu pengangkutan, tempat parkir, agar jangan terjadi kemacetan. Waktu pengangkutan hanya diperkenankan jam 6 sore hingga 6 pagi. Melengkapi kebijakan itu ditempatkan OPD, dinas perhubungan hingga polisi untuk mengatur pintu keluar di persimpangan.   Sehingga kebijakan bisa berjalan efektif. Ekses adalah rangkaian   peristiwa yang terjadi tak diduga dari awal. Bertambahnya jumlah truk bersamaan dengan   pademi-Covid 19 yang membuat publik terlambat menyadarinya.

3)         Mengelola Ekses

Apa yang terjadi sebenarnya   adalah ekses yang bisa muncul dari kegiatan    massif,  yang awalnya diharapkan akan berkontribusi besar  terhadap   pembangunan. Akan tetapi hal ini terganggu oleh terjadinya sesuatu yang  kurang   terpikirkan dari awal.   Praktik penambangan batubara   mengakibatkan ekses, atau lebih dikenal dengan   eksternalitas kepada pengguna jalan berupa kemacetan dan dampak ikutan dari kemacetan tersebut.   Ekses bisa dikurangi bila   pengguna transportasi dapat mengatur ulang, kapan harus berpergian dan kapan harus tiba di rumah untuk sementara.   Kemacetan karena industri batubara telah diantisipasi dengan   pembukaan jalan tambang, khusus untuk transportasi   batubara walau sampai tahun 2023 belum beroperasi. Untuk sementara waktu, maka pengaturan waktu transportasi batubara adalah solusi maksimal.  

Keadaan   ini   secara hukum ekonomi   akan menghantarkan para pemilik   transportasi batubara mengatur ulang, jumlah kenderaan yang dapat digunakan. Karena diantara pemilik tersebut sebenarrnya terjadi persaingan, sehingga mereka yang bisa  bertahan adalah mereka yang memiliki tingkat kompetitif yang lebih tinggi.   Artinya para pemilik kenderaan dari luar provinsi Jambi   pada waktunya tidak akan   terlibat lagi   bilamana keuntungannya menurun   yang dikarenakan jumlan truk yang berleibih.

Mengelola ekses seperti itu haruslah dalam satu kerangka yang terencana yang menjamin bahwa jumlah kebutuhan truk sesuai   dengan   kapasitas batubara atau perencanaan dari masing-masing pemegang izin. Ini mendesak karena pemerintah provinsi dapat meminta produksi batubara yang pantas (feasible) yang dilakukan   oleh pemegang izin. Dengan   demikian dapat diantisipasi   berapa jumlah truk yang digunakan. Bersamaan dengan   itu, maka pengendalian   tetap saja dilakukan   untuk mengansitisipasi    dan mengelola ekses yang bisa muncul kapan saja.   Dengan   cara seperti ini maka   ekonomi   pasar akan terjadi.

Salah satu masalah yang dihadapi dalam mengendaikan jumlah truk adalah: 1) bahwa  jumlah truk yang berlebih sekarang tidak hanya datang dari Jambi, tapi dari provinsi tetangga; 2)  Kelebihan truk ini dihadapkan pada fakta bahwa    truk tersebut dikredit oleh penduduk yang mengharuskan mereka membyar angsuran.  

Pengaktifan lembaga yang berwewenang dan pelibatan kelompok pemerhati (vested intrest) bisa menjadi solusi awal, karena mereka ini dapat memberikan masukan yang jernih kepada orang-orang kunci. (*)

*)  Penulis adalah Tim Ahli Gubernur  Jambi 

 

Kategori :