JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Sejauh ini pelabuhan ujung jabung masih jalan di tempat. Bahkan Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi terang-terangan agar Pemprov Jambi mencari investor swasta untuk kelanjutan proyek yang telah tertanam ratusan miliar ini, sebab dana pusat tak dialokasikan untuk pelabuhan di ujung timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur ini.
Potensi ujung jabung yang terletak strategis berharapan langsung dengan zona ekonomi dunia di selat malaka dan pelabuhan Singapura harus dimanfaatkan dan dikemas sebaik mungkin. Apalagi sudah ada calon investor yang sangat tertarik dengan daerah yang telah digarap Pemprov belasan tahun ini.
Menanggapi itu, Ketua DPRD Edi Purwanto menyampaikan, untuk penuntasan pelabuhan ini dibutuhkan kreativitas , jaringan dan inovasi. Ini terlihat dari arahan Menhub yang memberikan peluang kepada Provinsi Jambi berkomunikasi dengan pihak luar. Dengan tetap melalui koordinasi pemerintah pusat untuk mendapatkan kontraktor yang kredibel.
“Pusat harus menuntun mana investor dan vendor yang bagus. Begitupun pemprov dan kabupaten harus siap. Jangan sampai kalau sudah investor, pemdanya tidak siap karena biasanya ada “oknum” yang bermain yang membuat para investor tak nyaman untuk berinvestasi,” tegas Edi.
“Dari diskusi dengan Menhub kata beliau akan mengundang Provinsi Jambi, guna membicarakan detil rumusan seperti apa. Kita berfikir jika Provinsi lain bisa kenapa Jambi tidak,” sebutnya.
Yang tak kalah penting, kata Edi, di Jambi harus diciptakan iklim investasi yang baik. “Apalagi ujung jabung ini dijadikan prioritas oleh Gubernur Jambi, dimana bukan lagi sebagai pelabuhan pengepul namun jadi pelabuhan utama,” terangnya.
Sebelumnya, adan Perencanaan Pembangunan dan Daerah (Bappeda) Provinsi Jambi menyatakan sudah mengusulkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) ke Kemenko Perekonomian. Namun pusat belum meresponnya, terkait jawaban realisasi kawasan ini bisa ditetapkan di Provinsi Jambi.
Kepala Bappeda Agus Sunaryo mengakui pihaknya menyadari potensi besar perekonomian Jambi kedepan. Dimana nantinya akan coba dilakukan Focus Group Discussion (FGD) terkait kawasan perekonomian terdepan ini. "Karena Pemprov sudah menetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) di Kabupaten Tanjung Jabung Timur ada kawasan Ekonomi Khusus (KEK)," ucap Agus kepada Jambi Ekspres (27/1).
Kata Agus, KEK tersebut juga sudah diusulkan ke tingkat pusat. "Ini sudah masuk dalam RTRW, dan sudah diusulkan juga KEK di Tanjabtim ke Kemenko Perekonomian selaku pihak yang menetapkan status ini, namun belum ada respon dari Kemenko Perekonomian," katanya.
Pada kawasan yang jika tembus menjadi calon prioritas nasional ini, direncanakan ada bermacam-macam sektor. "Macam-macam komprehensif, ada industri, pelabuhan dan sebagainya," aku Agus Sunaryo.
Untuk manfaat jika sudah mendapatkan status KEK, lanjut Agus, lokasi pesisir Jambi ini bisa ditawarkan ke investor dengan lebih mudah. "Seperti untuk pembangunan manufaktur dan pelabuhan semua ada disana," jelasnya.
Sementara untuk proses perubahan RTRW sejauh ini, Agus mengatakan sudah di berprogres untuk Perda-kan. Namun masih ada yang perlu difasilitasi dan diperbaiki.
Adapun potensi besar Jambi sebelumnya dilihat Rahman Usman selaku Ketua Batam Tourism Board. Rahman yang warga Kota Jambi ini, melihat begitu besarnya peluang jambi berkembang kedepannya.
Dari pengamatan dan pengalamannya, hal awal yang harus dilakukan Jambi adalah membuka peluang menciptakan Kawasan Industri (KI) yang dikelola oleh investor swasta.
Menurutnya, lokasi yang paling cocok dijadikan KI adalah di Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur. Pasalnya jarak lokasi tersebut dengan Pelabuhan International Singapore hanya 112 Mile Laut. "Jika Kawasan Industri sudah ada dan investor sudah masuk di kawasan industri tsb, maka untuk masalah Pelabuhan akan ada Investor yg berminat untuk bangun pelabuhan baik asing seperti PSA (Port Singapore Authority) dan dari Domestik seperti BUMN dan Swasta, baik dlm bentuk KSO (kerjasama operasi, BOT (Build Operation Transper), dan dari investor dr Hongkong," sebut Rahman.