JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID- Keluarga korban (pasien meninggal) di RSI Arafah Kota Jambi yang viral beberapa waktu lalu angkat bicara.
Pihak keluarga menceritakan kronologis korban (pasien meninggal) dibawa ke rumah sakit hingga terjadinya aksi spontan.
Tante korban Yani mengungkapkan, kronologis kejadian itu kepada sejumlah media, Selasa (24/1).
Kata dia, saat pertama kali masuk ke rumah sakit, pihaknya mendapatkan keponakannya itu terlantar dan terbaring, dengan kondisi mengerang kesakitan.
"Darah di telinga, kaki, ada semua, celana berlumur darah. Saya bilang bersihkan dulu darah-darah itu," kata Yani.
Diungkapkan Yani, saat itu keponakannya menyebut sesak nafas dan haus, dan minta tidak ditinggalkan.
"Dia bilang jangan tinggalin abang, dada abang sesak, haus. Perawat bilang jangan dipegang, itu luka tusuk semua. Lalu saya sebut, saya mau ambil minum. Perawat bilang jangan dikasih minum bu, dia mau operasi. Eh saya orang tuanya, anak saya mau minum, masak nggak boleh. Lalu perawat bilang boleh, tapi sedikit saja karena mau operasi," ungkapnya.
Saat itu sebut Yani, ia juga menanyakan tindakan rumah sakit, juga alat rontgen dan keberadaan dokter.
Dari pihak tumah sakit menjawab dokter sudah ada dan lagi di jalan. Cuma alat rontgen itu tidak stanby.
"Saat itu, keponakan saya ini masih dalam keadaan sadar. Masih bisa berbicara, masih dalam keadaan normal. Walaupun darahnya itu masih menetes dan diperban semua," katanya
Setelah menunggu beberapa jam, pihaknya kembali menanyakan keberadaan dokter dan alat rontgen. Karena sudah berapa jam nunggu rontgen dan nunggu dokter.
"Diatas itu cuma ada dua, tidak tahu itu infuse apa yang diteteskan disitu. Yang jelas keponakan saya itu tidak dipakaikan oksigen begitu saya masuk. Padahal dia mengerang sesak nafas. Harusnya pakaikan oksigennya dulu," jelasnya.
Setelah menunggu beberapa jam dan tidak ada tindakan kata Yani, pihak keluarga meminta untuk memindahkan pasien ke rumah sakit lain.
"Saya mau pindahkan aja, tapi pihak rumah sakit menahan. Katanya ini semua sudah dalam penanganan dan semua sedang dalam perjalanan," katanya.
Lalu, pukul 02.00 WIB sudah mau di rontgen, kondisi keponakannya sudah semakin lemah. Dokter jaga datang duluan, inisiatif langsung mau dibawa ke atas untuk rontgen.