JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Bicara soal destinasi wisata sejarah, Provinsi Jambi termasuk juaranya, begitu banyak peninggalan masa lalu yang mempunyai nilai historis dan masih bisa ditemukan.
Benda-benda bersejarah ini tersebar dari Ujung Jabung di Pantai Timur Jambi hingga ke Telun Berasap di Gunung Kerinci. Dari ratusan saksi bisu benda bersejarah yang ada, kita akan mengulas 11 yang dianggap melegenda, masih tersisa bukti fisik dan tentunya penuh historis dan bikin merinding. 1.Komplek Benteng Tembesi (Batanghari) Benteng Tembesi adalah bekas markas besar tentara Kolonial Belanda. Di sini terdapat benteng, rumah, gudang persenjataan dan berbagai fasilitas lainnya.Komplek Benteng Tembesi-- Oleh masyarakat umum, lokasi ini dikenal dengan nama Benteng Tembesi. Bangunan di komplek ini terbuat dari bahan kayu Batang Tembesu dan Kayu Bulian, yaitu kayu kualitas tinggi yang bisa ditemukan di hutan Kabupaten Batanghari. Benteng itu didirikan pada tahun 1916. Lokasi : Muara Tembesi, Batanghari Dibangun Tahun : 1916 Kondisi Saat ini : Bangunan benteng rusak berat, sebagian bangunan sudah hilang akibat erosi Sungai Batanghari Jarak dari Kota Jambi : 65 KM 2.Situs Makam Orang Kayo Hitam (Tanjab Timur) Makam Orang Kayo Hitam berada di Kelurahan Simpang, Kecamatan Berbak, Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Makam ini merupakan bukti sejarah perjuangan Orang Kayo Hitam sebagai Raja Melayu Jambi pada masa itu.
Situs Makam Orang Kayo Hitam-- Ketika itu, Islam baru masuk ke bumi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah, Orang Kayo Hitam dikenal salah seorang Raja yang memperjuangkan dan mengembang Islam di Negeri Jambi hingga akhir hayatnya di abad ke 15. Tidak banyak yang mengetahui siapa yang pertama kali menemukan makam raja Melayu Jambi namun berdasarkan informasi Dinas Budparporpora Tanjab Timur dan Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi, penemuan makam Orang Kayo Hitam dan istrinya Putri Mayang Mangurai, serta makam kucing kesayanganya pertamakali pada tahun 70 an. Ketika Itu Kelurahan Simpang Tengah dilanda banjir yang cukup dahsyat hingga menelan banyak korban jiwa. Warga yang kebingungan memakamkan korban banjir, mencari tempat yang tertinggi. Kemudian ditemukan lokasi makam, di sanalah kemudian disebut komplek makam Orang Kayo Hitam. Saat awal ditemukan, warga sempat kaget terlihat makam yang berukuran tidak biasa, jika makam pada umumnya berukuran 1,5 m x 2 m, Makam Orang Kayo Hitam yang ditemukan ukurannya mencapai 5,2 m x 1,5 m dan makam isterinya Putri Mayang Mangurai berukuran 3,7 m x 1,4 m dengan nisan yang terbuat dari andesit yang berbentuk kurawal. Begitu juga dengan makam kucing kesayangan Orang Kayo Hitam yang ukuranya mencapai 3,2 m x 1,2 m. Lokasi : Kelurahan Simpang, Kec.Berbak, Tanjab Timur Penemuan : Tahun 1970, dipugar tahun 2010 Kondisi Saat ini : Terawat Jarak dari Kota Jambi : 90 KM 3. Dapur Umum Pejuang Jambi (Tanjab Barat) Rumah dapur umum ini milik pejuang Datuk Mangun berlokasi di desa Tungkal 1 Parit gantung Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Dapur Umum Pejuang Jambi-- Lokasi : Desa Tungkal I, Parit Gantung, Kota Kuala Tungkal, Tanjab Barat Dibangun Tahun : 1945 Kondisi Saat ini : Rumah rusak, belum ada perbaikan dari pemerintah Jarak dari Kota Jambi : 150 KM 4. Candi Muaro Jambi (Muaro Jambi) Situs Kompleks Percandian Muara Jambi adalah sebuah kompleks percandian agama Hindu-Budha terluas di Asia Tenggara, dengan luas 3981 hektar.
Candi Muaro Jambi (Muaro Jambi)--
Kompleks percandian ini terletak di Desa Muara Jambi Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi, Indonesia, tepatnya di tepi sungai Batang Hari, sekitar 26 kilometer arah timur Kota Jambi . Candi ini diperkirakan berasal dari abad ke 11 M, Candi Muara Jambi merupakan kompleks candi yang terbesar dan yang paling terawat di Pulau Sumatera dan sejak tahun 2013 Kompleks Candi Muaro Jambi telah ditetapkan Unesco menjadi warisan Dunia. Lokasi : Desa Muaro Jambi, Kecamatan Marosebo, Muaro Jambi Dibangun Tahun : 11 Masehi Jarak dari Kota Jambi : 30 KM Kondisi Saat ini : Terawat, Salah satu destinasi wisata yang ramai dikunjungi 5. Rumah Batu (Kota Jambi) Rumah Batu berlokasi di Kota Jambi, meski bangunannya yang bangunannya tinggal sebagian saja, namun rumah batu saat ini sudah ditetapkan sebagai benda cagar budaya dan sering dikunjungi wisatawan.
Rumah Batu -- Lokasi : Kelurahan Olak Kemang, Kecamatan Danau Teluk, Kota Jambi. Dibangun Tahun : Kondisi Saat ini : Bangunan tinggal sebagian Jarak dari Kota Jambi : 30 Menit dari pusat Kota Jambi 6. Makam Sulthan Taha (Tebo) Makam ini terletak di pusat ibu kota Kabupaten Tebo atau berjarak sekitar 250 km dari Kota Jambi. Makam ini pun sering sekali dikunjungi oleh berbagai lapisan masyarakat baik itu masyarakat biasa maupun para pejabat yang sengaja berkunjung untuk berziarah kie makam Sultan Jambi ini.
Makam Sulthan Taha-- Bukan itu saja, selain dikunjungi dan menjadi kegiatan rutin oleh Pemkab Tebo pada hari-hari besar seperti hari pahlwan dan HUT Republik Indoinesia, makam Sultan Thaha Syaifuddin juga sering dikunjungi oleh warga dari luar jambi seperti jawa. Lokasi : Muara Tebo, Tebo Dibangun Tahun : 1995 Kondisi Saat ini : Banyak atap yang bocor dan belum pernah direnovasi Jarak dari Kota Jambi : 250 KM 7. Rumah dan Mesin Pencetak Uang (Bungo) Kabupaten Bungo pada tahun 1946 silam atau satu tahun pasca kemerdekaan, pernah memiliki mesin pencetak uang resmi milik pemerintah Republik Indonesia (RI).
Rumah dan Mesin Pencetak Uang -- Mesin ini masuk dalam koleksi historika dengan ukuran panjang panjang 2.025 cm, lebar 1.303 cm dan tinggi 83 cm. Mesin ini disimpan dalam sebuah rumah di Dusun Pulau Pakan, Bungo Dani, Bungo. Saat ini, mesin ini sudah dipindahkan ke Museum Siginjai Jambi. Lokasi : Dusun Pulau Pakan, Bungo Dani, Bungo Dibangun Tahun : Rumah 1900, Pencetakan uang 1948 Kondisi Saat ini : Ruah masih terawat, mesin pencetak uang disimpan Museum Perjuangan Jambi Jarak dari Kota Jambi : 291,4 KM 8. Jembatan Beatrix (Sarolangun) Proses pembangunan jembatan ini hampir belasan tahun lamanya, dimulai sejak 1923 kemudian baru diresmikan pada tahun 1939.
Jembatan Beatrix -- Penamaan Beatrix diambil dari nama Beatrix Wilhelmina Armgard, yang menjadi Ratu Belanda kala itu. Bukti sejarah jembatan ini tersaji pada prasasti pahatan batu granit sepanjang 40 cm dengan lebar 30 cm di jembatan bagian selatan. Meski berumur hampir 100 tahun, Jembatan Beatrix tampak masih berdiri kokoh. Lokasi : Dusun Sri Pelayang, Kelurahan Sarkam, Sarolangun Dibangun Tahun : 1923, diresmikan tahun 1939 Kondisi Saat ini : Salah satu jembatan penyebrengan di Sarolangun Jarak dari Kota Jambi : 190 KM 9. Rumah Tuo (Merangin) Rumah Tuo merupakan salah satu objek wisata sejarah yang berada di salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Jambi, tepatnya di Kelurahan Kampung Baruh Rantau Panjang, Kecamatan Tabir, Kabupaten Merangin, berjarak sekitar 30 KM dari pusat Kota Bangko.
Rumah Tuo-- Rumah Tuo merupakan Rumah Kajang Lako pertama yang didirikan pada sekitar Tahun 1330 oleh seorang laki-laki yang namanya Puyang Bungkuk, memakan waktu beberapa tahun untuk membangun rumah tuo, tahun 1333 yang menurut hitungan orang pada zaman dahulu merupakan angka keberkahan. Lokasi : Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Tabir, Merangin Dibangun Tahun : 1330 Kondisi Saat ini : Masih ditempati, 70 persen masih alami Jarak dari Kota Jambi : 250 KM 10. Mesjid Agung Pondok Tinggi (Sungai Penuh) Menurut catatan pengurus masjid, semula masjid ini disebut Masjid Pondok Tinggi. Dikutip dari wikipedia, pembangunannya dimulai pada tgl 1 Juni 1874, dan dibangun secara berangsur-angsur dan bergotong-royong hingga selesai sepenuhnya pada awal abad-20.
Mesjid Agung-- Nama Masjid Agung Pondok Tinggi disematkan oleh Wakil Presiden RI yang pertama, Drs. H. Mohammad Hatta, ketika ia mengunjungi masjid ini pada tahun 1953. Lokasi : Desa Pondok Tinggi, Kecamatan Pondok Tinggi, Sungai Penuh Dibangun Tahun : 1874 Masehi Kondisi Saat ini : Terawat, rutin digunakan sebagai tempat beribadah Jarak dari Kota Jambi : 419 KM 11. Mesjid Keramat Pulau Tengah (Kerinci) Secara administratif, Masjid Keramat terletak pada Desa Koto Tuo Pulau Tengah, Kecamatan Keliling Danau, Kabupaten Kerinci, Jambi.
Mesjid Keramat Pulau Tengah -- Lokasi dari masjid ini berjarak sekitar 16 kilometer dari Kota Sungai Penuh, yang bisa ditempuh dengan perjalanan selama 40 menit hingga satu jam, dan lokasinya pun tak jauh dari Danau Kerinci. Menurut cerita tokoh masyarakat Pulau Tengah, dimana masjid Keramat dibangun pada tahun 1896 Masehi, dan merupakan salah satu masjid tertua di Kerinci selain Masjid Agung Pondok Tinggi. Pemberian nama keramat sendiri didapat dari keajaiban masjid, yang selalu lolos dari berbagai bencana. Bahkan, beberapa kali lolos saat Belanda membakar Desa Pulang Tengah. Lokasi : Dusun Koto Tuo Pulau Tengah, Kecamatan Keliling Danau, Kerinci Dibangun Tahun : 1896 Masehi Kondisi Saat ini : Terawat, rutin digunakan sebagai tempat beribadah Jarak dari Kota Jambi : 425 KM. (tim/pas/*)