Sementara itu, Tarmizi yang merupakan pengawas di SPBU Pal V menanggapi bahwa pemeberlakuan ini nantinya bisa membuat pembeli lebih tertib saat mengisi BBM.
"Kemungkinan ya lebih tertib daripada yang tidak pakai, kan mobil yang sudah isi tidak bisa isi lagi karena sudah terdaftar, kalo sekarang bebas isi berulang-ulang tidak terdaftar," ujarnya
Namun, ia juga menambahkan memungkinkan akan terjadi antrean panjang, terlebih jika kondisi BBM sulit didapatkan.
Walaupun demikian, pemberlakuan ini baru uji coba terutama pada kendaraan roda 4 yang menggunakan bio solar atau petralite.
Seperti yang diungkapkan oleh Dimas, manager di SPBU Simpang Kawat, bahwa belum diketahui bagaimana saat uji coba nanti berlangsung apakah berdampak baik atau tidak, dan bagaimana tanggapan masyarakat nantinya.
"Dampaknya ya kemungkinan antrean nambah banyak. Sistemnya pakai scan QR, mereka melalui pendaftaran di MyPertamina. Prosesnya tergantung operatornya, misalkan operator lancar ya cepat, gabisa pakai patokan waktu," ujarnya.
Selain itu, mengenai wacana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), kata Dimas, Ia juga belum mendapatkan info resmi langsung dari pertamina.
"Kalau naik ya kita jalani saja, kalau menggunakan MyPertamina juga," katanya.
Sebelumnya Wakil Walikota Jambi Maulana, saat dimintai tanggapan terkait hal tersebut mengatakan, dengan naiknya harga BBM tersebut memang ada hal yang perlu di antisipasi.
“Ini tentunya akan berpengruh pada harga bahan lain, termasuk bahan pokok,” sebut Maulana.
Maulana mengaku, dirinya sudah mendapat informasi dari kepolisian, terjadi antrean yang panjang di SPBU dalam Kota Jambi. hal itu terjadi karena adanya informasi terkait kenaikan BBM subsidi.
“Prinsipnya walaupun terjadi kenaikan, stok akan tetap ada. Memang ada kenaikan harga yang akan diumumkan pemerintah pusat. Masyarakat jangan panik, membeli dengan jumlah banyak dan menimbun, itu bahaya,” ungkapnya.
“Pengwasan sudah dilakukan oleh penegak hukum di SPBU yang ada di Kota Jambi,” pungkasnya.
Di Bungo, Wacana kenaikan harga BBM yang bakal diumumkan oleh Pemerintah mulai 1 September 2022, membuat banyak masyarakat mulai cemas.
Hal ini terlihat dari banyaknya kendaraan yang memadati sejumlah SPBU di kabupaten Bungo. Pemandangan yang sejak beberapa waktu terakhir jarang terlihat.
Pudai, salah seorang pengantri yang akan mengisi BBM jenis Pertalite di SPBU Cadika, kecamatan Pasar Muara Bungo, mengakui ia mulai khawatir dengan wacana kenaikan harga BBM ini.