2013, Kelapa Sawit Bersinar

Sabtu 01-12-2012,00:00 WIB

NUSA DUA - Harga minyak kelapa sawit/crude palm oil (CPO) kembali bersinar pada tahun 2013 mendatang. Prediksi kenaikan harga minyak kelapa sawit yang sempat mengalami kelesuan beberapa bulan terakhir tahun 2012 tersebut, diungkapkan  Dorab Mistry dari Godrej International LTD India .

      Menurut Dorab Mistry, kenaikan harga minyak kelapa sawit (CPO) mengalami kenaikan dikisaran 2.300 Ringgit (USS 755) hingga kisaran 2.600 Ringgit permetrik ton atau naik sekitar 24 persen dari harga saat ini.

      “Kenaikan itu terjadi pada bulan pertama tahun 2013 dan akan bertahan hingga pertengahan tahun depan,”ujar Dorab dalam pemaparannya yang berjudul Market Outlook 2013 di 8th Indonesia Palm Oil Conference (IPOC) and 2013 Price Outlook 2012 di Nusa Dua, Bali kemarin.

      Dorab menambahkan, kenaikan harga ini terjadi pada tiga bulan pertama dan diprediksi akan bertahan sampai pertengahan tahun depan. Sedangkan pada semester kedua akan kembali turun.

Sementara itu, prediksi naiknya harga CPO juga diungkapkan ekonom dari Jerman Thomas Mielke. Dalam makalahnya berjudul Global Supply, Demand and Price Outlook for Vegetable Oil in 2013 - with Focus on Palm Oil, mengatakan pergerakan penawaran minyak kedelai dan minyak lainnya juga akan naik kecuali minyak bunga matahari.

“Harga CPO akan naik hingga USD 1.100 sampai April -Mei 2013. Ekspor oils and fats dari Indonesia dan Malaysia, tahun depan, diperkirakan mencapai 42,6 juta ton. Ini ekuivalen dengan 58% dari total ekspor oils and fats dunia,”ujarnya saat pemaparan di IPOC 2012 di Nusa Dua, Bali kemarin.

Menurut Thomas, untuk tahun mendatang, stok minyak kelapa sawit atau CPO Indonesia, selain juga Malaysia menjadi faktor utama dalam mempengaruhi suplai CPO dunia.

“Pasokan CPO juga dipengaruhi oleh perubahan iklim, dampak ekonomi makro, krisis ekonomi Eropa, dan pergerakan untuk permintaan biofuel,” ungkap Mielke yang juga Direktur Eksekutif ISTA Mielke GmbH Jerman ini.

Sementara itu, dari sisi permintaan, diperkirakan China masih akan menjadi importer CPO dan minyak nabati lain, terbesar dunia.  Sementara itu, Pakistan juga akan menjadi pasar besar yang tetap potensi mengingat negara ini lebih memilih untuk membeli CPO dibanding minyak nabati lain.

Di sisi lain dalam makalahnya berjudul China”s Market Outlook of Vegetable Oils and Protein Meals in 2013, Xu Jianfei dari Chinatex Grains & Oil Imp. & Exp. Co., Ltd mengatakan, Permintaan dan penawaran minyak nabati tetap akan tergantung pada CPO.”

(van)

Tags :
Kategori :

Terkait