Soal pelayanan rumah sakit RSUD Raden Mattaher yang memang selalu dikeluhkan, seperti pasien yang diminta mencari ruangan sendiri serta mencari darah sendiri. Kondisi ini jauh berbeda dengan pelayanan di rumah sakit swasta yang ada di Jambi? Soal ini, Ali Imran hanya mengatakan, RSUD Raden Mattaher memang menuju hal itu. “Tapi bertahap, soal cari tempat, memang pasien harus cari tempat sendiri,” ujarnya.
Sementara itu, Djarizal, Direktur Pelayanan RSRM dikonfirmasi sejumlah wartawan mengatakan, pihaknya memang mengumpulkan kasus-kasus seperti ini sebagai laporan. Selanjutnya, itu akan mejadi bahan untuk evaluasi agar pelayanan ke depan semakin baik.
Namun ia membantah jika dalam penanganan pasien ada kesalahan. “Kita akan melihat hambatannya dimana, agar bisa dibuat Standar Operasional Pelayanan (SOP),” sebutnya.
Hanya saja, jelasnya, dalam kasus penyakit preeklamsia berat, biasanya resikonya buruk. “Banyak kasus yang terjadi, ini memang berat untuk ibu dan anaknya. Pasien kejang-kejang (keracunan kehamilan, red),” terangnya.
Soal pelayanan pasien tersebut, menurutnya di IGD sudah dilayani dengan baik. Namun soal kedatangan dokter, memang tidak membutuhkan waktu ketika saat dihubungi dan kedatangannya. “Sebab kita tidak ada dokter kandungan yang standbye. Mungkin ketika ditelpon dia sedang melakukan operasi, jadi harus menunggu,” tukasnya.
Diungkapkannya, di RSUD Raden Mattaher, memiliki 6 dokter kebidanan. Namun para dokter tersebut, mempunyai jadwal masing-masing. Sehingga, ketika kejadian itu memang jadwal dr Herlambang. “Tapi ada dokter jaga, itu yang menangani namun tetap konsultasi ke dokter kebidanan,” pungkasnya.
(wsn)