Pegawai Lalai Harus Dipecat

Jumat 18-01-2013,00:00 WIB

Kasus Meninggalnya Pasien Hamil RSRM

JAMBI – Pegawai yang bekerja tak profesional dan terkesan lalai, di Rumah Sakit Raden Mattaher (RSRM) Jambi harus dipecat.  Penegasan ini disampaikan oleh Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Jambi, kemarin.

“Kita minta nama pegawai yang menyuruh pasien mencari ruangan dan periksa darah itu. Masak keluarga pasien tak dilayani dengan baik, malah disuruh mencari labor dan ruangan sendiri. Ini kan tidak benar. Ini tidak bisa dibiarkan, harus ada tindakan tegas,” katanya.

Dirinya mengatakan, jika dia sudah menghubungi Direktur Utama Rumah Sakit RSRM via ponsel. Hanya saja, menurutnya, belum ada jawaban. Dirinya dalam kesempatan itu, menagih komitmen dari pihak RS yang berjanji akan memperbaiki pelayanan di rumah sakit itu. “Kita minta pegawai itu diberi sanksi tegas, minimal dipindahkan dari rumah sakit. Atau bahkan dipecat,” tegasnya lagi.

Pihaknya menilai, rumah sakit harusnya memiliki Standar Operasional Pelayanan  (SOP) yang jelas. “Mana pelayanan sapa senyum itu, katanya mau membenahi pelayanan. Masak disuruh cari ruangan untuk cek darah sendiri,” terangnya.

Soal pasien yang terlantar karena dokter yang tak kunjung datang hingga pasien meninggal, menurutnya, juga perlu menjadi perhatian. Syahbandar meminta harus ada komitmen dari para dokter untuk siap kapanpun untuk pelayanan pasien. “Kan tidak satu dokternya,” sambungnya.

Syahbandar berjanji akan memanggil pihak rumah sakit untuk memperjelas kronologis masalah ini. “Kita ada jadwal reses, jadi nanti kita agendakan lagi. Tapi kita akan panggil mereka untuk mempertanyakan masalah ini,” janjinya.

Sementara itu, Direktur Rumah Sakit Raden Mattaher, yang berhasil dikonfirmasi kemarin mengaku, baru mengetahui adanya pasien di rumah sakit yang meninggal dunia karena dugaan lambat penanganan. Ia justru meminta persoalan ini seharusnya di konfirmasi ke dirinya dulu, sebelum dimuat menjadi pemberitaan.

Padahal sebelumnya, sejumlah wartawan sudah mencoba mengkonfirmasi dirinya sebelum berita dimuat. Sayangnya, ketika itu ia tidak menjawab telpon, meskipun bernada aktif. “Saya baru tahunya tadi pagi (kemarin, red), harusnya kalau ada sesuatu seperti ini ditanya kita dulu masalahnya seperti apa. Jadi enak gitu,” ujarnya kemarin.

Soal dugaan lambat penanganan, Ali Imran mengelak. Dirinya mengatakan, tidak ada masalah. Menurutnya, pasien itu meninggal karena memang ada penyakit.

“Penyakitnya memang seperti itu,  yakni preeklamsiaberat. Inipun sudah dijelaskan dr Herlambang, seperti itulah. Dan memang ini berat,” bantahnya.

Sementara, soal ICU, menurut dia, di RSUD Raden Mattaher memang kekurangan. Meskipun ruangan ICU sudah ditambah menjadi 5 tempat. “Kita kurang tempat,” ujarnya berkilah.

Sedangkan soal penanganan, Ali Imran mengaku pihaknya sudah melakukan perawatan dengan baik. Bahkan, dirinya mengatakan, di ruangan, pasien dirawat dan juga sudah ditangani dengan baik. “Tapi terus terang, ada penyakit yang memang berat untuk ditangani. Dimanapun tempat, kondisinya tetap seperti itulah,” sebutnya membela diri lagi.

Ditanya soal dokter yang ditunjuk untuk menangani pasien itu datang terlambat dan terkesan sengaja berlama-lama? Ali Imran sempat terdiam mendengar lontaran pertanyan tersebut. “Susah kalau katanya-katanya, sebaiknya kita duduk bersama dengan pihak terkait,” ucapnya

“Intinya, tidak benar ini terlantar. Orang di rumah sakit, ditempat yang dilayani betul, tapi penyakitnya berat. Kalau terkena penyakit ini banyak berdoa saja, masuk ICU pun tidak menjamin,” tambahnya.

Tags :
Kategori :

Terkait