DBD, Dua Warga Meninggal

Selasa 24-12-2013,00:00 WIB

Dinkes Dinilai Lamban

JAMBI-Dua orang anak di Perumahan Alamanda Lingkar Selatan, meninggal akibat penyakit demam berdarah (DBD) yang dideritanya.

          Berdasarkan informasi yang didapat, Walikota Jambi SY  Fasha, sempat ngamuk terhadap Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Jambi, yang menurutnya lamban dalam penanganan penyakit tersebut.

Walikota yang ditemui di Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu  Kota Jambi mengakui adanya dua anak yang meninggal akibat DBD .

“Ada yang meninggal di Lingkar Selatan Perumahan Alamanda. Tadi sudah saya tinjau kesana ada 2 anak,” kata Fasha.

Disampaikan Fasha, terkait DBD tersebut, dia menghimbau kepada masyarakat, apabila ada anak atau keluarganya yang demam tinggi, jangan berspekulasi. Menurutnya jangan menunggu besok untuk pengobatan.

“Jangan menunggu besok,  ini akibat menunggu besok. Ternyata anaknya demamnya sudah beberapa hari. Seharusnya apabila anak itu demam seharusnya secepatnya membawa ke Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat,” terang Fasha.

Ia juga mengatakan, setelah melakukan tinjauan terhadap dua anak yang meninggal di Perumahan Alamanda, Ia segera menginstruksikan Dinkes untuk melakukan fogging atau pembasmi jentik yamuk serta pemberian Abate.

“Jadi tadi saya langsung instruksikan kepada dinas kesehatan untuk segera melakukan Fogging, setelah itu bagikan abate semua, dan juga masyarakat, segera menghubungi puskesmas untuk meminta Aabate gratis,” sebutnya.

Fasha juga nmengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) tidak bisa memberantas naymuk demam berdarah tanpa adanya kerjasama dengan masyarakat.

“Karena nyamuk ini agak unik, dia tidak hidup dalam got, dia tidak hidup di tempat yang kotor, tapi di tempat yang bersih, di bak kamar mandi, tempat penampungan air hujan. Yang bisa masuk kesanakan bukan petugas kesehatan, tapi pemilik rumah. Kalau petugas masuk ke kamar mandi orang, bisa ribut jadinya masyarakat,” jelasnya.

Ditanyakan apakah dari Dinkes ada pembasmi jentik berkala, sehingga seperti diketahui penanganan DBD lamban? Fasha menjelaskan, tim pembasmi jentik berkla sudah ada di Dinkesm, akan tetapi sedikit.

“Ada, karena jumlah rumah di Jambi ini terlalu banyak, dan petugas kita sedikit,” sebutnya lagi.

Kenapa tidak dilakukan ditempat yang terserang atau tempat yang endemis? Ia mengataka, kasus DBD tersebut sulit ditebak dimana lokasi kejadiannya.

“Kita juga tidak bisa menunggu kasus dulu, karena besok bisa disini, lusa lagi disini. Kalau tempat endemis sudah kita petakan, tapi tempat endemis justru belum ada kasus atau korban, nah yang sekarang ini yang ada jatuh korban adalah tempat yang tidak kita perhitungkan sama sekali. Seperti diperumahan ini, siapa sangka sebuah perumahan yang kita tau bersih bisa terjadi penyakit ini,” terangnya.

Tags :
Kategori :

Terkait