Berlaku 2018
Sambut MEA 2015
JAMBI-Peran sektor UMKM dianggap menjadi salah satu modal utama dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015. Sebagai upaya meningkatan perannya, Bank Indonesia mengeluarkan regulasi mengenai peraturan perbankan untuk menyalurkan 20 persen kredit ke sector UMKM di tahun 2018. Sedangkan pelaksanaannya, BI telah mengatur perbankan untuk menjalankan program ini secara bertahap, mulai dari 5 persen di tahun ini sampai pada tujuan 20 persen di tahun 2018.
“Selama ini kendala yang dihadapi UMKM lebih ke permodalan dan juga pemasaran produk. Untuk itu sebagai Bank Central kami telah mengeluarkan regulasi kewajiban perbankanmenyalurkan kredit sebesar 20 persen di tahun 2018 untuk mempermudah akses keuangan,” ujar Yunita Resmi Sari, Direktur Departemen Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM dalam seminar Kesiapan Jambi Menghadapi MEA 2015, kemarin (11/9).
Bagas Hapsoro, Staf Ahli Menteri Luar Negeri bidang Ekonomi mengutarakan, pemberlakuan masyarakat ekonomi asean (MEA) yang akan dimulai tahun depan menjadi tantangan sekaligus peluang bagi Indonesia. Mengenai kesiapan Jambi dalam menghadapi MEA 2015, data historis yang menyebutkan bahwa perekonomian Jambi yang dalam beberapa tahun ini menunjukkan angka sebesar 7 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuan nasional sebear 5,12 persen dan pertumbuhan sumatera sebesar 4,95 persen dinilai mampu menjadi indicator kesiapan Jambi dalam menghadapi ekonomi Asean.
Terlebih potensi lokal yang sangat potensial dan berciri khas dianggap menjadi modal bagi Jambi menghadapi AEC 2015. Hanya saja tantangan yang harus disiapkan menjelang memasuki era tersebut yakni dengan mempersiapkan Infrastruktur, SDM, serta pemahaman masyarakat harus lebih ditingkatkan mengingat kedepannyajambi akan memasuki era persaingan ketat.
“MEA bisa menjadi tantangan sekaligus peluang Sehingga masyarkaat harus bisa lebih pintar mengemas dan mendayagunakan potensi yang ada,” ujarnya.
Sementara itu, Dekan FEB UNJA , Syamsurijal Tan yang kemarin turut memberikan materi dalam seminar menekankan, peningkatan SDM merupakan syarat mutlak untuk menghadapi persaingan di masyarakat asean tahun depan. Menurutnya jika ditilik dari segi ketersediaan bahan baku dan potensi lokal, Jambi memiliki potensi yang tak banyak dimiliki oleh daerah lain dan bisa menjadi unggulan. Hanya saja persiapan awal yang harus dimiliki masyarakat mulia saat ini yakni, merubah mindset masyarakat agar mampu membaur dan bersaing dengan produk luar serta sumber daya yang harus ditingkatkan.
“Peningkatan daya saing SDM harus ditingkatkan baik dibidang pendidikan dan juga skill agar mampu bersaing menyambut MEA 2015,” tandasnya.
(run)