Padahal kawasan hulu
Sungai Batanghari merupakan tempat tinggal masyarakat adat yang
bermukim di Jambi Hulu (F. J. Tideman dan P. L. F. Sigar
menyebutkan “masyarakat hukum yang bermukim di Jambi Hulu yang
terletak di Muara Bungo, Bungo dan Sarolangun, dan sebagian dari
Muara Tebo dan Muara Tembesi. F. J. Tideman dan P. L. F. Sigar,
Djambi, Kolonial Institutut, Amsterdam, 1938)
Masyarakat menghormati
kawasan dengan seloko “Teluk sakti, Rantau Betuah, Gunung Bedewo”.
Istilah
Rimbo ganuh atau rimbo sunyi atau hutan
keramat merupakan daerah yang tidak boleh dibuka. Ujaran yang
diwariskan secara turun menurun merupakan makna simbolik masyarakat
terhadap daerah-daerah yang harus dilindungi.
Selain itu juga Kabupaten
Sarolangun sendiri sudah menetapkan, kawasan tersebut tercatat ada
sebelas hutan adat yang sudah diakui pemerintah, yakni hutan adat
Pengulu Laleh (128 ha), hutan adat Rio Peniti (313 ha), hutan adat
Pengulu Patwa (295 ha), hutan adat Pengulu Sati (100 ha), hutan adat
Rimbo Larangan (18 ha), hutan adat Bhatin Batuah (98 ha), hutan adat
Paduka Rajo (80 ha), hutan adat Datuk Menti Sati (78 ha), hutan adat
Datuk Menti (48 ha), hutan adat Imbo Pseko (140 ha), dan hutan adat
Imbo Lembago (70 ha).