Senin 21-05-2018,00:00 WIB

“Usia kendaraan tidak menjadi masalah, asalkan layak jalan,” ungkapnya.

Kemudian, terkait dengan prediksi pemudik, lanjutnya, tahun 2017, tercatat sebanyak 17.0925 pemudik datang ke Jambi menggunakan anguktan darat. Kemudian yang berangkat dari Jambi sebanyak 16.003.

Selanjutnya, melalui jalur air pemudik datang 3.000 dan berangkat sebanyak 2.557. Kemudian untuk jalur udara datang 21.500 penumpang dan berangkat sebanyak  22.600.

“Kita prediksikan tahun ini banyak yang menggunakan kendaraan pribadi,” ungkapnya.

Sementara itu, Anggota Komisi  V DPR RI H. Bakrie mengatakan, secara keseluruhan, Komisi V DPR RI mendesak Dirjen Bina Marga untuk melakukan  perbaikan diseluruh jalur mudik.

Perbaikan ini, kata Bakrie, sudah tertuang dalam aturan. Dan paling lambat H-5 jalur tersebut dapat digunakan sebagai jalur mudik lebaran.

“Kita mendasak untuk segera dilakukan perbaikan,” katanya.

Lanjutnya, pekan depan dirinya akan turun ke lapangan untuk melakukan peninjauan pengerjaan perbaikan jalur mudik.

‘’Saya sendiri akan turun untuk memastikan,” katanya.

Rawan Longsor

Meski tidak termasuk jalur mudik utama di Provinsi Jambi, namun ruas jalan Merangin-Kerinci dan Kerinci-Sumbar via Solok Selatan dan via Muaro Labuh, menjadi jalur paling berbahaya untuk dilintasi para pemudik lokal.

Pantauan di lokasi, Jalan Lintas Kerinci - Sumbar, dengan panjang jalan 49 km terdapat 198 titik jalan yang berlobang dari Siulak, Siulak Deras menuju Kayu Aro, Sungai Tanduk, hingga Pelompek.

Sementara di ruas jalan Kerinci-Sumbar via Solok Selatan ancaman longsor mengintai pemudik. Bahkan, dalam tahun ini saja sudah beberapa kali terjadi longsor. Sama halnya dengan ruas jalan Merangin-Kerinci yang juga rawan longsoran tebing.

‘’Meskipun hingga sejauh ini belum ada laporan adanya kejadian longsor di wilayah Kerinci dan Sungai Penuh. Namun, terdapat beberapa titik yang harus diwaspadai,’’ ujar Kasatlantas Polres Kerinci, Iptu Angga Luviyanto.

Tags :
Kategori :

Terkait