DISWAY: Imlek Bencana

Sabtu 13-02-2021,00:00 WIB

Tapi sampai tiga hari kemudian gembok terakhir Roy itu aman. \"Berarti papa saya sudah rela showroom ini saya kuasai,\" ujar Roy.

Sejak itu ia membuka showroom tersebut. Roy mengisinya dengan mobil dagangannya sendiri. Ia pun merasa aman. Ia merasa papanya sudah tidak mempersoalkan lagi.

\"Sebentar lagi saya akan ambil alih showroom yang di Jalan Indrapura,\" ujar Roy kepada saya.

\"Dengan cara yang sama?\" tanya saya.

\"Iya,\" jawabnya.

\"Kalau semua showroom milik papa itu Anda ambil, lantas papa akan kerja apa?\" tanya saya.

\"Liek Motor yang di Jalan Walikota Mustajab tidak akan saya ambil alih. Itu kebanggaan papa. Itu papa yang mendirikan dan papa yang merintis,\" kata Roy.

\"Kalau yang Ketabang Kali dan Indrapura itu saya yang membangun,\" ujar Roy. \"Bahkan kantor saya dulu ya di Indrapura itu,\" katanya.

\"Apakah cukup kalau papa hanya menangani 1 bisnis,\" tegur saya.

\"Cukup. Itu besar. Kalau terlalu banyak uang papa nanti dugem lagi,\" ujar Roy.

Sebagai ayah saya mengelus dada. Kok ada anak seperti itu. Untung anak saya tidak mengambil alih usaha saya. Bahkan saya minta untuk mengurusnya pun mereka tidak mau. Mereka pilih mengurus usaha yang mereka rintis sendiri.

Saya selalu menyarankan kepada teman-teman saya sesama pengusaha. Yang umur mereka seumuran saya. Hendaklah mulai memberikan kepercayaan kepada anak yang sudah besar. Jangan sampai anak yang sudah besar masih dianggap anak kecil.

Sebagian mengikuti saran saya. Atau mereka sendiri memang punya prinsip yang sama. Sebagian lagi tetap saja tidak mau mempercayakan pengelolaan perusahaan kepada anak.

Orang punya prinsip sendiri-sendiri.

\"Roy...\" tanya saya kepadanya \"... menurut Anda papa itu sebenarnya sayang Anda atau tidak?\"

\"Menurut perasaan saya, papa itu sayang saya,\" jawabnya tegas. \"Mungkin semua kejadian tadi adalah cara papa mendidik saya,\" tambahnya.

Tags :
Kategori :

Terkait