Setelah Mobil Listrik... (Visi Transportasi)

Rabu 10-03-2021,00:00 WIB

Wednesday, 10 Mar 2021

Lima sampai sepuluh tahun ke depan kita akan menjadi saksi revolusi transportasi dunia. Bagaimana mobil listrik melangkah jadi yang dominan. Walau mungkin jadi penonton dulu, karena entah seperti apa visi transportasi di ibu pertiwi.

Sebuah revolusi akan melahirkan banyak konsekuensi. Karena itu, negara-negara yang berpikir ke depan sudah mulai menyiapkan konsekuensi-konsekuensi itu. Mulai dari infrastruktur meluas, seperti fasilitas charging di mana-mana, sampai dampak habit secara mikro, seperti bagaimana orang pergi bekerja yang jaraknya tidak jauh.

Dalam hal mobil listrik ini, Amerika sebenarnya termasuk ketinggalan. Sebagai negara yang perputaran hidupnya dirancang bergantung mobil, rasanya baru pada masa Joe Biden ini mereka punya visi tegas soal transportasi masa depan.

Sekarang, Amerika bukan hanya akan mencoba mengejar ketinggalan. Mereka juga memikirkan \"whats next\"-nya. Setelah mobil listrik. Bagi pemerintahan Biden, mobil listrik seolah sudah tidak terhindarkan. Tantangannya adalah menyikapi konsekuensi selanjutnya.

Visi transportasi Joe Biden menyebutkan untuk mempercepat adopsi skuter elektrik dan program bike-share, yang sekarang sudah populer di kota-kota terbesar dunia. Kemudian, memastikan semuanya harmonis dengan tantangan terbesar transportasi ke depan. Pemerintahan Biden mengatakan: Disruption terbesar ke depan adalah self-driving cars alias autonomus vehicle alias mobil tanpa pengemudi.

Sistem lalu lintas --jalan dan perangkatnya-- harus dirancang sedemikian rupa, sehingga ke depannya mobil tanpa pengemudi ini tidak bermasalah dengan semakin maraknya --dan semakin didorongnya pemakaian-- skuter listrik dan sepeda angin!

Untuk menghadapi tantangan transportasi masa depan ini, Biden menunjuk menteri transportasi yang akan menjadi bagian dari masa depan itu pula. Dia adalah Pete Buttigieg, mantan wali kota South Bend, Indiana, yang juga sempat mencalonkan diri sebagai presiden AS. Dia milenial, baru berusia 38 tahun, dan dianggap sebagai salah satu calon pemimpin masa depan AS.

Ada yang bilang, ini penunjukan yang ideal. Sebagai mantan wali kota, Buttigieg (baca: bu-ti-jej) punya pengalaman langsung menata sistem di tingkat perkotaan. Seorang menteri yang bisa berpikir secara lokal.

Salah satu program besarnya memang berkaitan dengan mobil listrik. Yaitu menyiapkan lebih dari 500 ribu fasilitas charging di jaringan jalan tol Amerika yang begitu masif.

Namun, secara \"lokal,\" dia tampaknya akan banyak fokus mengkampanyekan penggunaan sepeda sebagai sarana transportasi aktif di perkotaan. Bahkan, dia sekarang termasuk viral karena kerap bike to work alias pergi ke kantor naik sepeda di Washington DC!

Dengan begitu, dia mungkin bisa lebih menjiwai bagaimana menyiapkan infrastruktur sepeda yang benar-benar aman dan efektif! Dan data pemerintah menyebutkan, hampir 60 persen perjalanan seluruh penduduk Amerika adalah jarak pendek, kurang dari 6 mil atau 10 km. Jarak yang seharusnya sangat mudah ditempuh tanpa harus menggunakan mobil.

Baru-baru ini, Buttigieg berbicara dalam National Bike Summit, alias musyawarah sepeda nasional. Di situ, dia menegaskan ingin membangun \"budaya sepeda\" yang baik.

\"Saya datang dari bagian negeri yang dikenal sebagai pembuat mobil. Dan saya bangga dengan itu. Tapi, kita sangat bisa menjadi negara yang lebih bersepeda,\" ucapnya.

Menurut Buttigieg, tidak perlu penambahan banyak untuk menjadikan sepeda sebagai elemen penting masa depan. Misalnya, andai hanya 2 persen saja penduduk memutuskan bekerja naik sepeda, maka itu sudah cukup untuk memberi dampak lebih luas. Khususnya dalam hal keselamatan. Jumlah \"kecil\" itu sudah cukup untuk membuat pemakai kendaraan lain untuk menganggap bahwa pesepeda adalah sesuatu yang normal.

Tags :
Kategori :

Terkait