Balas Serang Moeldoko, Petinggi PD: Dipikirnya Demokrat Ini Partai Sambungan Telepon

Kamis 11-03-2021,00:00 WIB

 JAKARTA – Petinggi Partai Demokrat kubu AHY kembali menyerang ketua umum terpilih versi KLB Sumut, Moeldoko. KSP Moeldoko disebut ketua umum terpilih abal-abal via telepon seluler. Kepala Bakomstra DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra, Rabu (10/3/2021) mengomentari terkait pihak-pihak penggerak KLB yang mendekati para pemilik suara sah di Partai Demokrat sebelum KLB Sumut.

Dia menyebut para penggerak tersebut bertindak secara manipulatif. Menurutnya, yang jadi permasalahan besar para pelaku GPKPD ini sejak awal, mereka penuh dengan tipu daya muslihat, intimidatif, ancaman, serta manipulatif.

“Karena apa? Awalnya berusaha mendekati ketua-ketua DPD dan DPC pemilik suara yang sah, begitu janggal, kemudian mereka mendekati siapa saja, mantan ketua DPC, mantan anggota dewan, mantan pengurus,” jelasnya.

“Sudahlah pokoknya datanglah nanti wakili daerah ini,” kata Herzaky seperti dilansir detikcom.

Herzaky lalu menyinggung beberapa saat lalu adanya salah satu pihak yang membelot dari KLB dan mengungkap yang terjadi saat KLB tersebut.

Menurutnya berdasarkan penjelasan orang itu, KLB Demokrat yang terjadi di Deli Serdang bak dagelan politik.

“Dia juga bingung yang pimpin sidang pleno tidak sesuai dengan aturan dan ujuk-ujuk ada berbagai kejanggalan, tahu-tahu diputus ketua (tapi) orangnya nggak hadir,” katanya.

“Tahu-tahu ada voting berdiri. Nih, banyak sekali kejanggalan tapi video sudah beredar ke mana-mana, toh publik juga tahu dan sudah melihat seperti apa dagelan politik yang dilakukan di Deli Serdang kemarin,” ucapnya.

Selanjutnya, Herzaky menyampaikan persoalan ini tidak akan menjadi masalah ketika diselesaikan secara internal.

Namun, kata dia, ini menjadi masalah saat ada oknum kekuasaan yang menjadi ketua umum abal-abal lewat sambungan telepon.

“Satu bulan lalu menyangkal-menyangkal tapi akhirnya terbuka semua gitu. Ini kan namanya ketua umum abal-abal via telepon, dipikirnya Partai Demokrat ini partai sambungan telepon atau partai virtual, ini partai besar ini,” sebutnya.

Kemudian Herzaky menyebut keterlibatan Moeldoko inilah yang kemudian berujung membawa-bawa pemerintah.

 

Sebab, kata dia, Moeldoko memiliki jabatan di kabinet pemerintahan sebagai Kepala Kantor Staf Kepresidenan.

“Beliau ini sebagai Kepala KSP ujung-ujungnya pasti akan terbawa-bawa juga, tidak bisa ini ceritanya bahwa ini adalah Moeldoko bukan KSP, kalau beliau Moeldoko bukan KSP mungkin iya,” jelasnya.

“Masalahnya yang menjabat nama presiden nggak banyak, ada Presiden Joko Widodo, ada Wakil Presiden Ma’ruf Amin, dan ada Kepala Staf Presiden jadi hanya ada 3 nih yang menyandang nama presiden di jajaran kabinet,” tuturnya.

Tags :
Kategori :

Terkait