Sabtu 13-03-2021,00:00 WIB

JAKARTA – Kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyebut Moeldoko bersembunyi dibalik bayangannya usai caplok Demokrat. Politisi Demokrat versi AHY pun meminta Moeldoko muncul ke publik.

Salah satu politisi Demokrat kubu AHY yang mempertanyakan keberadaan Moeldoko ini adalah Deputi Balitbang DPP Partai Demokrat Syahrial Nasution.

Terkait Partai Demokrat mempertanyakan keberadaan Moeldoko ini, Direktur Eksekutif Parameter Politik Adi Prayitno memberikan tanggapan.

Menurut Adi, jarangnya Moeldoko tampil dipublik untuk mengurangi desakan masyarakat terkait posisinya sebagai Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP).

“Jarangnya Pak Moeldoko bicara itu bagian dari upaya mengurangi tekanan publik, supaya tidak ada desakan dirinya mengundurkan diri sebagai Kepala KSP,” ujar Adi, Jumat (12/3/2021).

Adi menduga rata-rata masyarakat yang meminta Moeldoko mundur dari KSP adalah pendukung ataupun relawan Jokowi pada Pilpres 2019 lalu.

Adi juga menduga Moeldoko sedang menimbang-nimbang untung dan ruginya ia sering tampil di publik.

“Sepertinya sedang mengkalkulasi apa plus dan minusnya kalau Pak Moeldoko sering tampil di publik, karena bisa kontra produktif dengan posisinya yang sebagai Ketua KSP saat ini,” jelasnya.

“Karena biar bagaimana pun posisi sebagai Ketua KSP ini cukup seksi dan menjadi sorotan publik,” jelas

Adi menyebut ‘misteri’ keberadaan Moeldoko ini juga tak luput dari perhatian publik. Menurutnya, banyak publik yang mempertanyakan sikap Moeldoko usai didapuk sebagai Ketum PD versi KLB.

“Publik tidak bisa menangkap secara utuh apa yang sebenarnya yang menjadi misi besar Pak Moeldoko setelah didapuk jadi Ketua Umum Demokrat versi KLB,” lanjut Adi.

Adi menjelaskan publik menunggu apa yang akan dilakukan Moeldoko yang isunya akan memperbaharui Partai Demorkat.

Jika Moeldoko sering tampil di publik, kata Adi, setidaknya publik bisa menilai mana pemimpin yang lebih visioner serta lebih menjanjikan strategi politiknya antara Moeldoko dan AHY.

“Dalam demokrasi seperti saat ini, diam sebagai seorang ketua umum partai itu bukan emas lagi,” lanjutnya.

“Pak Moeldoko nyaris tidak pernah kita tangkap apa sebenarnya narasi-narasi besar yang cukup menjanjikan yang disebut sebagai upaya untuk memperbesar Demokrat,” katanya.

Tags :
Kategori :

Terkait