JAKARTA – Usai terpilih sebagai Ketua Umum Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang, Moeldoko tak terlihat di publik. Kepala Staf Presiden (KSP) itu seperti menghilang. Hanya para inisiator KLB saja yang muncul di depan publik.
Pun demikian saat mereka menggelar konferensi pers di kediaman Moeldoko, akhir pekan lalu. Menghilangnya Moeldoko itu memantik sejumlah spekulasi.
Namun, dalam ‘diam’ itu, Moeldoko diyakini bakal ‘all out’ meloloskan hasil KLB Deli Serdang.
Demikian disampaikan pengamat politik Ujang Komarudin kepada PojokSatu.id, di Jakarta, Minggu (14/3/2021).
“Jika Kememkumham tak mengesahkan (KLB Deli Serndang), maka Moeldoko tak punya muka lagi di politik. Dia akan malu. Mengkudeta tapi gagal,” tutur Ujang.
Dari pada malu dan hilang harga diri, tambah Ujang, maka Moeldoko bakal mati-matian karena ia kini dalam posisi tanggung. “Kelihatannya Moeldoko tetap akan habis-habisan menggulingkan AHY. Walaupun yang dilakukannya inkonstitusional,” katanya.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) ini juga tak sepakat jika kisruh Demokrat ini hanya sandiwara demi kepentingan Pilpres 2024 mendatang. Sebaliknya, Ujang meyakini bahwa Moeldoko, SBY dan AHY benar-benar sedang berperang.
“Ini bukan drama dan sandiwara. Moeldoko, AHY dan SBY sedang tempur, untuk memenangkan pertandingan politik atau kepentingan Pilpres mendatang,” tegasnya.
Karena itu, dosen Universitas Al-Azhar ini meyakini, kudeta yang dilakukan kubu Moeldoko itu benar-benar nyata.
Karena dilatar belakangi aktor untuk menyelenggarakan Kongres Luar Biasa (KLB). “Itu kudeta nyata. Ada pelaku dan aktor dan ada pihak yang dikudeta untuk KLB,” ucap Ujang.
(muf/pojoksatu)
Sumber: www.pojoksatu.id