JAKARTA – Video anak kecil kunci ayahnya di kamar dan larang berangkat ke KRI Nanggala minta di-take down. Permintaan itu datang dari pemilik akun @larasputrim yang merupakan akun pertama kali yang mengunggahnya.
Hal itu sebagaimana unggahan @manaberita yang dikutip PojokSatu.id, Sabtu (24/4/2021). “Video dari kak @larasputrim kita takedown atas permintaan yang bersangkutan,” tulis akun tersebut.
“Intinya kita share adalah agar doa-doa untuk keselamatan 53 awak KRI Nanggala makin banyak terpanjatkan,” sambungnya.
Warganet juga diminta ikut mendoakan proses pencarian KRI Nnggala agar secepatnya ditemukan. Selain itu, warganet juga diminta agar tidak ikut menyebarkan hoaks.
“Usaha, ikhtiar semaksimal mungkin telah dilakukan oleh TNI. Tugas kita semua hanya berdoa dan JANGAN MENYEBAR HOAX,” katanya.
Ada baiknya, informasi terkait KRI Nanggala adalah valid dan berasal dari TNI. “Admin melihat banyak sekali HOAX yang beredar. Malah ada yang dari media mainstream,” tuturnya.
“Gaes, stop menyebar hoax. Pikirkan perasaan keluarga 53 awak kapal selam itu,” tegas akun tersebut. Akan tetapi, video tersebut sudah menyebar di media sosial dan kembali diunggah banyak akun. Salah satunya adalah @awreceh.id yang membubuhkan caption awal yang diunngah akun @manaberita sebelumnya.
Berpacu dengan Waktu
Kapuspen TNI Mayor Jenderal TNI Achmad Riad menyatakan, upaya pencarian KRI Nanggala 402 dilakukan dengan sangat optimal dan kini total sudah 21 kapal dikerahkan ditambah bantuan dari negara-negara sahabat.
Hal itu dikarenakan ketahanan oksigen dalam KRI Nanggala saat kondisi blackout bisa bertahan sampai dengan 72 jam. Dengan demikian, kadar oksigen untuk 53 personil di dalamnya, hanya bisa bertahan sampai dengan Sabtu (24/4) pukul 03.00 WIB.
Artinya, pencarian saat ini tengah berpacu dengan waktu. “KRI yang dikerahkan pada proses pencarian disebutkan ada 21 KRI termasuk KRI Alugoro. jadi total jumlahnya 21 KRI. Kalau pun nanti, bisa ada penambahan,” kata Achmad Riad.
Disinggung mengenai tindakan yang akan dilakukan jika KRI Nanggala 402 belum ditemukan sampai batas waktu ketahanan oksigen berakhir, Ahmad Riyad belum bisa memberikan penjelasannya.
Pihaknya juga menegaskan tidak ingin berspekulasi terkait hal itu.“Kami akan maksimalkan pencarian, yang terpenting kami terus berusaha,” tegas Riad.
Pencarian ini juga langsung dimonitor Kepala Staf Angkatan Laut Laksaman TNI Yudo Margono di KRI Soeharso. Disusul Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo.
Jika KRI Rigel sudah merapat, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto akan memantau langsung dari KRI Rigel. “Seperti pencarian Sriwijaya Air yang jatuh ke laut, yang dapat dilihat ada sonar bawah laut,” kata dia.
“Hasilnya seperti apa nantinya, semoga dapat memberikan gambaran yang jelas,” pungkasnya.(ruh/pojoksatu)