Suami Sibuk Berlayar, Istri Malah Bergoyang dengan Mantan

Jumat 16-07-2021,00:00 WIB

“Masih, tetapi sudah jarang,” jawabnya.

“Mari lakukan lagi, menari bersamaku,” ajakku.

Aku pun langsung memutar lagu India kesukaan kami. Tubuh kami pun mulai ikut bergoyang mengikuti irama lagu.

Tanganku mulai menggenggam tangan lembut Mai. Perlahan, kami berdua pun terlena dalam alunan lagu.

Aku memutar-mutar tubuh Mai. Senang, sudah lama aku tak merasakan hal seperti ini. Namun, kesenangan yang kami rasakan itu tak berlangsung lama. Baterai ponselku mendadak habis, lagu pun terpaksa berhenti.

“Sudah, sudah. Cukup,” kata Mai.

Setelah hujan reda, Mai pun langsung memintaku kembali pulang. Matanya mendadak seperti orang yang sedang merasa bersalah.

Bagaimana tidak, dia asik bergoyang denganku di sini, sedangkan suaminya sedang menerjang ganasnya ombak di lautan.

“Maaf, hujan sudah reda. Sebaiknya kamu pulang,” kata Mai.

Aku pun memutuskan untuk bergegas pulang. Aku sadar, hal yang kami lakukan memang salah.

“Terima kasih untuk waktu dan perasaanmu yang masih tersimpan untukku,” kataku.

Aku yakin, perasaan Mai sampai saat ini masih milikku. Sebab, pernikahannya ini terjadi karena perjodohan orang tuanya. (Genpi/fajar)

Sumber: www.fajar.co.id

Tags :
Kategori :

Terkait