Gambit H-1982
Catatan Editorial--plus Saran Editorial, jika Abah berkenan: # Muara Baru adalah ikan = Kalimat pengibaratan, mungkin lebih pas kalau ditambah kata \"pasar\" di depan \"ikan\". # 350 Ton = Tidak beda dengan singkatan \"kg\", huruf \"t\" tak perlu dikapitalkan. # Sri Lanka-lah = Diberi tanda hubung penjelas, masuk selera bahasa. Pakemnya, \"lah\" selalu menyatu dengan kata pendahulunya, walau kapital. # lewat pantura = Mengacu pada nama jalan khusus, sebaiknya dicetak dengan huruf besar kata \"pantura\"-nya. # laut Arafuru = Tergolong nama diri, perlu kapitalisasi. Sama dengan Xiamen, saat diuraikan bersama kata \"kota\". # Kapal penangkap tidak perlu mengirim hari tangkapan = Agak membingungkan, akan lebih lugas jika dibalik: \"tangkapan harian\", atau diganti: \"hasil tangkapan\". # Anak itu ia sekolahan ke Tiongkok. = Typo error, salah tik. Kurang huruf \"k\" sebagai sufiks. # Sulut = Perlukah diberi keterangan tambahan dengan tanda pisah: --Sulawesi Utara (?). # Tapi kalau di Jakarta dia nanti hanya tahu matang. = Tampak ada kata yang lupa disisipkan sebelum kata terakhir, yaitu \"ikan\". # Kalimat terakhir yang terdiri dari 18 kata tanpa jeda tanda baca apa pun = Dulu, waktu masih di UI, dapat kata bijak dari dosen kami: Kalimat efektif itu tidak boleh lebih dari 17 kata, supaya dapat dipahami sekali baca. Sekian. Mudah-mudahan mencerahkan.
Hardiyanto Prasetiyo
Ibroh/pelajaran yg dpt diambil dari kesuksesan pak Yusuf adalah kegigihan. Sesuai dgn pepatah Jepang \"Nana korobi yaoki\" yang artinya jatuh 7 kali bangun 8 kali. Di Jepang pepatah ini digambarkan dgn boneka Daruma yg bila dijatuhkan akan selalu bangkit kembali. Begitulah kira2 gambaran mental \"daruma\" bisnis pak Yusuf.
Sadewa
Naik pesawat herkules ke Blitar Jangan lupa mampir ke Bengkulu Sekarang boleh saling balas komentar Lama-lama pergi berdua ke penghulu
Leong Putu
Dari artikel hari ini. Kita belajar bahwa dalam kesuksesan , selalu ada peran serta orang lain. Tidak bisa kita sukses sendiri. Kata kuncinya adalah bagaimana kita \" ndeleh awak\" atau \" menempatkan diri\". Sehingga kita punya ekosistem yang mendukung. Jadi sukses tidak bisa sendiri. Kita butuh orang lain juga, butuh partner. Termasuk saat bikin anak.
Liam
Tulisan Pak DI hari ini bikin ingat hayalan saya. Saya berhayal di daerah pesisir pemerintah bangun sekolah gratis perkapalan,teknik navigasi laut, teknik tangkap perikanan laut , teknik galangan kapal dan produksi kapal laut. Supaya tercipta generasi nelayan modern ,yang tentu lebih produktif. Jika produktif bukankah yang kebantu pemerintah juga? Ekspor hasil laut bisa moncer, supply dalam negeri lancar, harga menjadi terjangkau, gizi masyarakat pun terangkat karena menjadi lengkap dengan hidangan lauk dari ikan laut. Belum lagi ,jika jumlah dan kualitas nelayan modern di tingkatkan , bisa mengurangi,membantu mengawasi pencurian ikan oleh nelayan asing.