DISWAY: Lapangan Kerugian

Selasa 22-03-2022,00:00 WIB

Ternyata ini bukan mal. Ini shopping center. Tidak cukup plaza dan lantai publik di bawah tanah ini. Mungkin mengejar hitungan bisnis.

Tapi lantai parkir bawah tanahnya luas sekali. Lapang sekali. Saya membayangkan alangkah bagusnya kalau di bawah Monas Jakarta juga dibuat lapangan parkir raksasa.

Dua tahun terakhir mal Karebosi ini senasib dengan mall di mana pun: sepi. Akibat pandemi. Tapi yang milik Hasan ini lebih berat: izin hak penggunaan lahannya (HPL) belum keluar. Sudah 10 tahun menunggu. Nasib pengusaha ternyata tidak selalu untung.

Pak Hasan ini lahir di Seram Timur. Ia ikut ayah pindah ke Makassar. Lalu disekolahkan ke Jakarta. Di Jakarta itu ia mulai bisnis: jualan celana dalam dan BH. Bikinannya sendiri. Zaman itu, cerita Hasan, lapisan di dalam BH terbuat dari karton, yang kalau dicuci penyok-penyok.

Hasan akhirnya jadi pengusaha besar. Di Makassar ia sejajar dengan Wilianto Tanta, pemilik Claro Hotel yang sangat besar –yang hampir pasti terpilih sebagai Ketua Umum PSMTI yang baru di Munas hari ini. Nama dua orang ini masuk dalam buku 100 orang penting Makassar.

Karebosi sekarang memang jadi taman dengan pepohonan yang hijau. \"Saya dapat 1.000 pohon trembesi dari Pak Jenderal Donny Monardo,\" kata Hasan.

Ada lapangan voli, tenis, softball, skating, dan 4 lapangan sepak bola di lantai atas Karebosi.

Lalu ada kerugian lebih Rp 100 miliar di bawahnya. (Dahlan Iskan)

Anda bisa menanggapi tulisan Dahlan Iskan dengan berkomentar http://disway.id/. Setiap hari Dahlan Iskan akan memilih langsung komentar terbaik untuk ditampilkan di Disway.

Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Berjudul Menu Mandoti

MS

Sawah yang bagus itu memang harus agak miring, juga ada becek-beceknya. Tolong jangan ngeres, ini lagi bahas sawah.

 

Tags :
Kategori :

Terkait