DISWAY: Dokter Sumpah

Rabu 30-03-2022,00:00 WIB

Awalnya, ketika ada seorang menteri menderita stroke, Terawan belum berani menangani sendiri. Ia ajak sang menteri ke California. Ditangani profesornya di sana. Di periode Presiden SBY berikutnya, ia jadi menteri lagi: Sudi Silalahi.

Terawan belajar lagi ilmu lain: cell cure. Di Jerman. Ke seorang profesor Jerman. Di sana cell cure dipraktikkan –semacam stem cell. Ilmu itu ia bawa pulang. Ia praktikkan di Jakarta: cell cure.

Lalu, ia dapat ilmu lagi: cell dendritik. Yang juga dilahirkan dan dipraktikkan seorang profesor di Amerika Serikat. Ia bawa pula ke Indonesia: jadi Vaksin Nusantara.

Yang mana yang dilanggar Terawan? Cuci otak? Cell cure? Atau VakNus? Atau ketiga-tiganya?

Saya tetap salut kepada dokter. Pendidikannya begitu panjang. Yang lulusnya tidak mudah. Juga, harus ”magang” lama di rumah sakit. Begitu lulus, harus mengucapkan sumpah dokter. Lalu, harus mendaftarkan diri ke KKI (Konsil Kedokteran Indonesia). Barulah ia mendapat STR (surat tanda registrasi): bahwa ia sudah terdaftar sebagai dokter Indonesia. Dengan STR itu, ia minta izin praktik ke dinas kesehatan setempat. Dengan melampirkan ijazah, sumpah dokter, STR, dan rekomendasi IDI setempat –yang berarti harus menjadi anggota IDI.

Saat menjadi anggota IDI itulah, ia  harus mengikatkan diri untuk taat pada kode etik dokter.

Syukurlah, masih banyak yang ingin jadi dokter. (*)

Komentar Pilihan Disway

Edisi 29/3: Kolam Ukraina

 

Bapaknya Kembar

Sesuai ungkapan lebih baik hidup terjepit dari pada mati tergantung

 

Amat Kaselanovic

Tags :
Kategori :

Terkait