UMKM Mawar Ulu Gedong Tingkatkan Kapasitas Pengolahan Limbah dan Inovasi Produk Melalui Program PKM

UMKM Mawar Ulu Gedong Tingkatkan Kapasitas Pengolahan Limbah dan Inovasi Produk Melalui Program PKM

UMKM Mawar Ulu Gedong Tingkatkan Kapasitas Pengolahan Limbah dan Inovasi Produk Melalui Program PKM-Ist-

JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID — Upaya pemberdayaan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kota Jambi kembali mendapat dukungan melalui kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) yang dilaksanakan oleh Dosen Fakultas Pertanian Universitas Jambi. 

BACA JUGA:Kulit Mulai Kehilangan Elastisitas? Saatnya Rawat dari Dalam dengan Nutricoll B ERL

Kegiatan diketuai oleh Diah Listyarini, SP., M.Si dan didampingi dua orang anggota yaitu Ir. Endriani, MP., dan Latifa Aini, SP., M.TP. dan difokuskan pada peningkatan keterampilan mengolah limbah menjadi produk bernilai ekonomi serta meningkatkan branding product melalui desain kemasan yang lebih menarik. 

BACA JUGA:Dinas PPKB Juara Lomba Design Logo HUT ke-76 Merangin

Program ini menyasar UMKM Mawar di Kelurahan Ulu Gedong, salah satu sentra UMKM aktif di Kota Jambi, yang bergerak di bidang olahan pangan khususnya kue basah dan snack. 

Kegiatan Pengabdian kepada masyarakat ini di danai oleh Kementerian Pendidikan Tinggai, Sains dan Teknologi (Kemdikti Saintek ) Tahun 2025.


UMKM Mawar Ulu Gedong Tingkatkan Kapasitas Pengolahan Limbah dan Inovasi Produk Melalui Program PKM-Ist-

PKM ini dirancang untuk memperkenalkan konsep ekonomi sirkular kepada pelaku UMKM, terutama dalam mengubah limbah produksi menjadi sumber daya baru yang lebih bermanfaat. 

"Kegiatan dilakukan melalui lima tahapan, yaitu sosialisasi, bimbingan teknis, pelatihan pembuatan kompos, pelatihan eco-enzyme, serta pembinaan kewirausahaan," jelas Diah Listyarini, SP., M.Si.

Setiap tahapan memberikan wawasan praktis dan pendampingan langsung untuk mendukung penerapan teknologi pengolahan limbah ramah lingkungan.

Pada pelatihan pembuatan kompos, peserta belajar mengolah limbah sayuran dan cangkang telur yang biasa dihasilkan dari kegiatan usaha. 

Bahan-bahan tersebut dicampur dengan Trichoderma untuk mempercepat proses pengomposan. Kompos hasil olahan tidak hanya dapat digunakan untuk tanaman pekarangan, tetapi juga berpotensi dipasarkan sebagai pupuk organik siap pakai, sehingga meningkatkan diversifikasi produk UMKM.

Pelatihan eco-enzyme juga menjadi salah satu fokus utama kegiatan. Dengan memanfaatkan kulit pisang dan kulit nanas yang dikombinasikan dengan serai, peserta berhasil memproduksi eco-enzyme berkualitas.

Cairan multipurpose ini dapat digunakan sebagai pembersih alami, pupuk organik, pengusir hama, hingga pembersih udara. Berbagai manfaat eco-enzyme, termasuk sifat antibakteri dan antivirusnya, menjadikannya produk ramah lingkungan dengan nilai jual yang menjanjikan.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: