DISWAY BARU

Pengabmas Poltelkes Kemenkes Jambi, Pendekatan Self Esteem di SMA Negeri 5 Kota Jambi

Pengabmas Poltelkes Kemenkes Jambi, Pendekatan Self Esteem di SMA Negeri 5 Kota Jambi

Pengabmas Poltelkes Kemenkes Jambi, Pendekatan Self Esteem di SMA Negeri 5 Kota Jambi -Ist-

JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID - SMAN 5 Kota JAMBI sebagai mitra pengabdian menghadapi permasalahan rendahnya pemahaman siswa terhadap konsep self-esteem dan dampaknya terhadap perilaku siswa tersebut. Observasi dan koordinasi dengan guru menunjukkan banyak siswa menunjukkan gejala perilaku berisiko seperti merokok, penyalahgunaan media sosial, hingga penarikan sosial, yang berkaitan dengan rendahnya harga diri dan kontrol emosi. Meskipun tersedia layanan UKS dan BK, belum ada program terstruktur yang fokus pada penguatan self-esteem secara menyenangkan dan aplikatif. Selain itu, tekanan akademik dan sosial turut memperburuk kondisi psikologis siswa. Kegiatan pengabdian melalui pendekatan Modifikasi Perilaku Self Esteem (MIMSE) diharapkan menjadi solusi promotif dan preventif untuk membantu meningkatkan kualitas kesehatan mental remaja di sekolah ini. Ketua Tim yang juga Ketua Jurusan Promosi Kesehatam, Ervon Veriza, SKM.,MKM mengatakan, masa remaja merupakan fase perkembangan yang sangat krusial karena menjadi titik awal pembentukan jati diri, karakter, serta kebiasaan hidup yang akan terbawa hingga dewasa. Pada masa ini, terjadi perubahan besar dalam aspek fisik, emosional, sosial, dan psikologis. Karena itu, kesehatan pada usia sekolah perlu menjadi perhatian utama, terutama karena adanya keterkaitan erat antara kesehatan dan fungsi akademik.

BACA JUGA:Derby Manchester, City Hajar United 3-0

Usia sekolah merupakan periode belajar, pertumbuhan, dan perkembangan yang aktif, sehingga intervensi pada masa ini sangat menentukan kualitas generasi mendatang. Kedua, salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah mengoptimalkan kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di tingkat SMP dan SMA, dengan menanamkan perilaku hidup sehat serta penguatan kesehatan mental sedini mungkin. Salah satu aspek penting dalam pembentukan perilaku sehat adalah self-esteem (harga diri). Kementerian Kesehatan RI mendefinisikan remaja berisiko sebagai mereka yang pernah melakukan perilaku yang membahayakan kesehatan, seperti merokok, konsumsi alkohol, hubungan seksual pranikah, dan penyalahgunaan zat adiktif.

BACA JUGA:Klasemen Liga Spanyol, Barcelona Tempel Ketat Real Madrid

"Berdasarkan data nasional, sekitar 52% remaja di Indonesia pernah melakukan perilaku berisiko terhadap kesehatan. Rendahnya self-esteem menjadi salah satu penyebab utama yang mendasari perilaku-perilaku tersebut. Remaja dengan self-esteem rendah cenderung merasa tidak berharga, sulit menolak tekanan teman sebaya, dan berperilaku negatif sebagai bentuk kompensasi terhadap ketidakpuasan diri. Sebaliknya, remaja dengan self-esteem tinggi mampu mengenali nilai dirinya, bersikap asertif, serta membuat keputusan yang sehat dan rasional," jelas Ervon Veriza, SKM.,MKM, Minggu (14/9).


Pengabmas Poltelkes Kemenkes Jambi, Pendekatan Self Esteem di SMA Negeri 5 Kota Jambi -Ist-

Selanjutnya, penelitian oleh Ervon dkk. (2023) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara penerapan Modifikasi Perilaku untuk Peningkatan Self-Esteem terhadap perubahan perilaku remaja. Dengan nilai p = 0,000, hasil tersebut menunjukkan bahwa edukasi berbasis psikososial yang tepat dapat meningkatkan harga diri dan mengurangi kecenderungan perilaku berisiko pada remaja.

"SMAN 5 Kota Jambi dipilih sebagai lokasi kegiatan pengabdian masyarakat ini. Sekolah ini merupakan salah satu sekolah negeri di Kota Jambi dengan jumlah siswa yang besar dan berasal dari latar belakang sosial yang heterogen," katanya.

Hasil observasi dan koordinasi dengan pihak sekolah menunjukkan adanya kebutuhan akan intervensi edukatif yang fokus pada aspek kesehatan mental, khususnya self-esteem. Beberapa tantangan yang dihadapi siswa antara lain kurangnya percaya diri, pengaruh media sosial, konflik pertemanan, serta minimnya ruang untuk mengembangkan keterampilan pengelolaan diri secara positif.

Kegiatan UKS dan layanan konseling telah berjalan, namun belum ada program yang secara khusus mengedukasi siswa terkait self-esteem dan kaitannya dengan perilaku berisiko. SMAN 5 juga memiliki dukungan kuat dari guru Bimbingan Konseling, tim UKS, dan pihak manajemen sekolah, yang siap berkolaborasi dalam pelaksanaan kegiatan edukasi. Hal ini menjadikan SMAN 5 Kota Jambi sebagai lokasi yang strategis dan siap untuk menjadi percontohan program Modifikasi Perilaku Self Esteem (MIMSE) dalam rangka promosi kesehatan remaja berbasis sekolah.

"Dengan pelaksanaan program ini, diharapkan siswa mampu memahami pentingnya harga diri, mengembangkan self-talk positif, serta memiliki keterampilan dalam menolak ajakan negatif dari lingkungan sekitar. Keberhasilan program ini diharapkan dapat menjadi model untuk diterapkan di sekolah-sekolah lain di wilayah Kota Jambi," tandasnya.(*) 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait