Museum Siginjei Kupas Identitas dan Nilai Perhiasan Khas Jambi Melalui Kegiatan Seminar
Foto bersama--
JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID- Museum Siginjei terus menguatkan perannya sebagai ruang edukasi dan pelestarian budaya dengan menggelar Seminar Kajian Koleksi Perhiasan Jambi. Kegiatan ini berlangsung di Ruang Introduction Museum Siginjei pada Selasa (16/12/2025) dan diikuti oleh perajin perhiasan di Jambi, guru, serta mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Provinsi Jambi.
BACA JUGA:Tingkatkan Ketahanan Pangan, Merangin Dituntut Tambah 10.000 Hektar Sawah
Seminar ini mengulas secara mendalam karakter perhiasan Jambi, makna simbolik yang terkandung di dalamnya, serta dinamika perkembangannya di tengah perubahan zaman. Perhiasan tradisional Jambi dipandang bukan sekadar ornamen, melainkan bagian penting dari identitas budaya yang memiliki nilai sejarah, sosial, dan adat.
BACA JUGA:Seorang Pria Dianiaya Hingga Tewas di Talang Duku, Pelaku Berhasil Diringkus Polisi

Paparan materi oleh salah seorang narasumber dalam kegiatan Seminar Kajian Koleksi Perhiasan Jambi--
Sejarawan Jambi, Mudzakir, dalam pemaparannya menjelaskan bahwa perhiasan tradisional memiliki posisi strategis dalam struktur sosial masyarakat Melayu Jambi. “Perhiasan pada masa lalu menunjukkan status sosial seseorang. Dalam kegiatan adat, jenis dan kelengkapan perhiasan yang dikenakan memiliki makna tertentu dan tidak bisa digunakan secara sembarangan,” ujarnya.

Suasana dialog saat peserta seminar bertanya kepada pemateri--
Ia juga menambahkan bahwa perhiasan berfungsi sebagai penanda kehormatan, khususnya bagi perempuan. “Perhiasan menjadi simbol kecantikan, martabat, dan kehormatan wanita Melayu Jambi, terutama dalam prosesi adat,” kata Mudzakir.
Sementara itu, Nyimas Evi Azizah dari Lembaga Adat Melayu Jambi menegaskan bahwa perhiasan tidak dapat dipisahkan dari pakaian adat. Menurutnya, busana dan perhiasan merupakan satu kesatuan yang saling melengkapi dalam pelaksanaan adat. “Pakaian adat sangat mempengaruhi jalannya kegiatan adat dan kehidupan sehari-hari masyarakat. Di Jambi, terdapat banyak jenis perhiasan yang masih dikenal dan digunakan hingga saat ini,” ungkapnya.

Pemberian doorprize kepada peserta seminar--
Namun demikian, seminar ini juga menyoroti berbagai tantangan yang dihadapi perhiasan tradisional Jambi pada masa kini. Dari aspek perajin, jumlah pengrajin perhiasan tradisional semakin menurun. Dari sisi ekonomi dan pasar, perhiasan tradisional menghadapi persaingan dengan produk modern yang lebih praktis dan diproduksi massal.
BACA JUGA:PTPN IV PalmCo Dampingi Ratusan Anak Jalani Trauma Healing di Aceh Tamiang
Kasi Pengelolaan Koleksi Museum Siginjei, Miki Widyawati, menyampaikan bahwa kondisi tersebut menjadi perhatian serius museum. “Museum memiliki tanggung jawab untuk mendokumentasikan, merawat, dan menyampaikan nilai-nilai yang terkandung dalam perhiasan tradisional kepada masyarakat,” jelasnya.
Menurut Miki, seminar ini menjadi ruang dialog penting antara perajin, akademisi, dan pemerhati budaya untuk merumuskan langkah pelestarian yang berkelanjutan. “Kami berharap kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat sekaligus mendorong regenerasi perajin perhiasan Jambi,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


