Dialog Budaya Museum, Mengajak Guru Hadirkan Pembelajaran Bermakna dari Sumber Asli Sejarah
Dialog Budaya Museum, Mengajak Guru Hadirkan Pembelajaran Bermakna dari Sumber Asli Sejarah-Ist-
JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Museum Siginjei kembali menghidupkan ruang literasi budaya melalui kegiatan Dialog budaya Museum yang mengusung tema “Merawat Sejarah Menghidupkan Inspirasi.” Kegiatan yang berlangsung pada Kamis (27/11) ini menghadirkan puluhan guru SD dan SMP se-Kota Jambi sebagai bentuk kolaborasi antara Museum dan institusi pendidikan dalam memperkuat pembelajaran berbasis pengalaman.
BACA JUGA:Muskomwil II APEKSI, IPAL Sijenjang dan Candi Muaro Jambi Mencuri Perhatian Walikota se-Sumbagsel
Dalam kegiatan tersebut, para peserta mendapatkan pemaparan materi sekaligus kesempatan mengamati langsung berbagai koleksi museum sebagai bagian dari upaya memperluas praktik pembelajaran yang kontekstual. Pemanfaatan museum sebagai sumber belajar dianggap semakin penting seiring arah kebijakan pendidikan nasional yang menekankan pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning).
BACA JUGA:Nama-Nama Calon Kepsek di Kota Jambi Tertolak Sistem, Pelantikan Terpaksa Molor
Kabid Pembinaan SMP Dinas Pendidikan Kota Jambi, Sugiyono, yang hadir sebagai pemateri dalam dialog tersebut, menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Museum Siginjei. Menurutnya, museum memiliki peran strategis dalam membantu guru menghadirkan pembelajaran yang lebih bermakna bagi siswa. “Terima kasih kami sampaikan kepada Museum Siginjei yang telah memberikan kesempatan kepada guru-guru SD dan SMP untuk hadir serta merasakan langsung pengalaman belajar di museum. Kegiatan seperti ini sangat sejalan dengan kebijakan pemerintah pusat maupun Pemerintah Kota Jambi,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa pembelajaran di museum memungkinkan siswa memperoleh pemahaman yang lebih kaya melalui interaksi langsung dengan artefak dan cerita sejarah. Hal ini tidak hanya memperkuat aspek kognitif, tetapi juga mendorong perkembangan karakter, literasi, numerasi, serta kecintaan terhadap budaya lokal. “Saat ini pemerintah pusat mendorong implementasi pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran berbasis pengalaman. Keberadaan museum sebagai sumber belajar menjadi sangat relevan. Siswa tidak hanya mendengar penjelasan guru, tetapi melihat dan merasakan sendiri konteks sejarah yang dipelajari,” tambahnya.
Sugiyono juga menegaskan bahwa Pemerintah Kota Jambi berkomitmen mendukung pemanfaatan museum sebagai bagian dari ekosistem pendidikan daerah. Melalui Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP), sekolah memiliki keleluasaan untuk merancang pembelajaran yang memanfaatkan berbagai sumber belajar di luar kelas, termasuk museum. “Kurikulum saat ini berbasis sekolah. Dinas memberikan rambu-rambu umum, namun teknis pelaksanaan pembelajaran berada di tangan sekolah. Karena itu, kita perlu membangun semangat bersama antara dinas, sekolah, guru, dan museum agar anak-anak terbiasa belajar di luar kelas,” jelasnya.
Sementara itu, Krisviorini, selaku panitia pelaksana, menegaskan bahwa museum berkomitmen menjadi ruang edukasi yang inklusif dan terbuka bagi dunia pendidikan. Ia mendorong para guru untuk tidak ragu menjadikan museum sebagai bagian dari kegiatan belajar. “Kami berharap para guru dapat mengajak siswa-siswanya untuk datang ke museum dan menjadikan Museum Siginjei sebagai bagian dari proses belajar. Museum adalah media pembelajaran informal yang sangat kaya, dan koleksi yang dimiliki Museum Siginjei mampu memberikan pengalaman belajar yang nyata, inspiratif, dan bermakna bagi anak-anak kita,” ujarnya.
Kegiatan Dialog Budaya Museum ini diharapkan menjadi langkah awal untuk memperluas pemanfaatan museum sebagai pusat belajar budaya bagi generasi muda. Melalui kolaborasi yang berkelanjutan, museum dan dunia pendidikan dapat bersama-sama menghidupkan kembali nilai sejarah sekaligus memperkaya model pembelajaran di Kota Jambi. (kar)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:



