Berniat Meleraikan, Malah Difitnah: Pendamping PKH Laporkan Aswan

Berniat Meleraikan, Malah Difitnah: Pendamping PKH Laporkan Aswan-Foto: Istimewa-
KUALATUNGKAL, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Aswan dilaporkan ke Polisi dengan tiga tuntutan sekaligus. Pertama terkait kasus pencemaran nama baik, pelanggaran Undang-Undang ITE dan menerbitkan berita dan narasi tidak sesuai fakta dan tidak sesuai kaidah jurnalisme.
Aswan, belakangan diketahui mengaku sebagai salah satu Direktur media online di Indonesia yang beroperasi di Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi.
BACA JUGA:Perayaan Iduladha 1446 H di Jasa Raharja: Semangat Berbagi yang Tulus sebagai Cerminan Pelayanan
Aswan dilaporkan ke Polsek Merlung Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar) pada Kamis (5/6) malam oleh Nukman (35), yang berprofesi sebagai Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) Kementerian sosial, warga Kelurahan Lubuk Kambing Kecamatan Renah Mendaluh Kabupaten Tanjabbar.
"Karena sudah menyangkut pencemaran nama baik dan melibatkan nama saya secara pribadi dan lembaga tempat saya bekerja, pelanggaran Undang-Undang ITE serta telah menerbitkan berita yang tidak sesuai fakta dan tidak sesuai kaidah jurnalisme, dan tidak ada itikad baik untuk diselesaikan secara kekeluargaan, terpaksa saya tempuh jalur hukum," ujar Nukman didampingi dua rekannya usai menyampaikan laporan di Polsek Merlung.
BACA JUGA:Minta Audit Dana Desa, Inspektorat Sungai Penuh di Demo Gabungan LSM Kerinci - Sungai Penuh
Berawal Saat Aswan Pukuli Istri Ditengah Jalan.
Menurut Nukman, peristiwa ini bermula sekitar pukul 10.30 WIB di Kelurahan Lubuk Kambing, tepatnya di ruas jalan lintas Merlung-Simpang-Niam, Saat ia dalam perjalanan dari Kantor Camat Renah Mendaluh menuju bengkel untuk memperbaiki sepeda motornya.
Dalam perjalanan tersebut Nukman secara tidak sengaja melihat Aswan beserta istri dan anak berusia sekitar 5 tahun terlibat selisih paham dan cekcok mulut di pinggir jalan. Tidak hanya itu saja, Aswan juga terlihat melakukan kekerasan dengan memukul bagian wajah istrinya.
Melihat kejadian itu, Nukman akhirnya menghentikan sepeda motornya dan berusaha melerai perselisihan pasangan suami istri tersebut dari seberang jalan sembari menegur suaminya agar tidak main pukul terhadap istri, apalagi kejadian itu di jalan yang juga disaksikan banyak orang.
"Karena dia sudah memukul bininyo (istri, red) didepan sayo, maka naluri sayo sebagai laki-laki dan sisi kemanusiaan sayo meraso terpanggil untuk melerai dan menegur supayo jangan main pukul dengan bini. “Jangan main pukul”, bang itulah yang sayo sampaikan, setelah itu sayo melanjutkan perjalanan menuju bengkel yang tidak jauh dari lokasi kejadian," terang Nukman.
Sikap menegur itu juga dilakukan karena menurut Nukman aksi memukul istri atau perempuan, apalagi di ruang publik bisa dianggap melanggar norma dan adat istiadat setempat. Aswan yang merasa tidak terima dilerai dan ditegur, lantas berteriak dengan lantang kepada Nukman yang sedang melanjutkan perjalanannya menuju bengkel yang berjarak sekitar 50 meter dari lokasi kejadian.
"Kau nak ngapo," teriak Aswan dengan lantang.
Mendengar teriakan Aswan tersebut, Nukman terkejut dan menghampiri untuk menjelaskan maksud baiknya, teriakan Aswan sontak menyulut perhatian warga setempat, mereka satu persatu mendatangi Aswan untuk mengetahui kejadian yang sebenarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: