>

Dokter: Usia Ideal Perempuan untuk Bayi Tabung di Bawah 35 Tahun

Dokter: Usia Ideal Perempuan untuk Bayi Tabung di Bawah 35 Tahun

ILUSTRASI-Bayi Tabung (ANTARA FOTO/Rudi Mulya) (1)--

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID- Dokter spesialis obstetri dan ginekologi dr. Gita Pratama, Sp. OG, Subsp. F.E.R, M.Rep.Sc mengatakan usia ideal perempuan untuk melakukan bayi tabung dengan tingkat keberhasilan tinggi adalah di bawah 35 tahun.

"Keberhasilan bayi tabung itu terbesar adalah di bawah usia 35 tahun. Jadi kalau memang bisa sebelum usia 35 tahun, akan jauh lebih baik dibandingkan setelah usia 35 atau bahkan di atas 40 tahun," kata Gita dalam diskusi daring yang dipantau pada Jumat dikutip dari Antara.

Ia menjelaskan, semakin muda seorang perempuan akan semakin besar kemungkinan untuk memiliki anak melalui bayi tabung, karena kualitas dan jumlah sel telurnya masih normal.

BACA JUGA:Emas Antam Tembus Rp 1.889.000 per Gram, Melambung Lebih Tinggi Rp 43.000

Perempuan berusia di atas 35 tahun masih bisa menjalani prosedur bayi tabung selama pasien masih mengalami menstruasi dan cadangan sel telur yang mencukupi. Akan tetapi, menurut Gita, tingkat keberhasilannya tidak akan setinggi perempuan berusia di bawah 35 tahun.

BACA JUGA:Harga Pinang Tembus Rp 13.000/Kg,- Naik 85 Persen, Tertinggi Dalam Tiga Tahun

Selain usia perempuan, Gita menyebutkan kondisi dan jumlah sperma serta penyakit bawaan juga menjadi faktor penentu keberhasilan prosedur bayi tabung.

"Sperma ada yang normal, ada yang kurang, ada yang bahkan nol. Jadi kalau nol berarti kita harus ambil langsung dari testisnya. Nah, itu kadang-kadang spermanya kurang bagus. Jadi itu yang akan sangat menentukan," ujar dia.

Sedangkan penyakit bawaan seperti endometriosis, adenomiosis, dan polycystic ovarian syndrome (PCOS) dapat berisiko menurunkan kualitas sel telur dan dinding rahim.

BACA JUGA:Region Head PTPN IV Regional 4 Laksanakan Kunjungan Lanjutan ke Kebun Tanjung Lebar, Sampaikan 4 Poin Penting

Sebelum menjalani program bayi tabung, Gita mengingatkan pasangan untuk memeriksakan kesehatan reproduksi masing-masing.

"Idealnya, tentu saja kalau ingin punya anak bersama, ya dua-duanya harus datang (periksa). Paling mudah memang pemeriksaan laki-laki, analisis sperma itu analisis yang mudah sekali dilakukan, kemudian seiring berjalan tentu saja pihak perempuan atau istrinya juga kita periksa," ucapnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: