Dua Pekerja Ilegal Drilling Ditangkap Polda Jambi

Dua Pekerja Ilegal Drilling Ditangkap Polda Jambi -Foto: Istimewa-
JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Dua pekerja penambangan minyak tanpa izin atau ilegal drilling diringkus Kepolisian Daerah (Polda) Jambi. Dua pekerja tersebut berasal dari dua lokasi di Kabupaten Batanghari.
Hal ini disampaikan langsung oleh Kasubbid Penmas Bidang Humas Polda Jambi, Kompol Amin Nasution, Jumat (28/2/2025).
Dua pelaku yang bekerja di penambangan minyak ilegal ini berinisial AP yang berkerja sebagai pemolot atau penambang minyak ilegal, dan MW sebagai sopir yang mengangkut cairan yang diduga minyak bumi.
Penangkapan pelaku terjadi pada Senin 24 Februari dan Selasa 25 Februari, dengan dua TKP yaitu Desa Jebak, Muara Tembesi, dan Desa Jangga Aur, Bathin 24.
Amin menjelaskan, pada Senin (24/2), sekira pukul 13.30 WIB di Jebak, Muara Tembesi, Timsus Gabungan operasi ilegal driling 2025 yang dipimpin oleh Kasubdit Empat Tipidter Ditreskrimsus Polda Jambi AKBP Wendi Oktariansyah menangkap satu orang pelaku penambangan minyak bumi.
"Timsus melanjutkan operasi pada Selasa (25/2) sekira pukul 14.00 WIB di lokasi kedua aparat kepolisian menangkap satu pelaku lainnya," katanya.
Amin menyebutkan tersangka AP dikenakan pasal 52 undang-undang nomor 22 tahun 2001 tentang migas sebagaimana telah diubah dalam pasal 40 angka 7 undang-undang nomor 6 tahun 2023 tentang penetapan peraturan pemerintah pengganti undang-undang nomor 2 tahun 2022 dengan dugaan tindak pidana setiap orang yang melakukan eksplorasi atau eksploitasi tanpa memiliki perizinan berusaha atau kontrak kerja sama.
Sementara itu, pelaku MW dikenakan pasal 90 ayat 1 undang-undang nomor 18 tahun 2013 tentang pencegahan dan pemberantasan perusakan hutan. Sebagaimana telah diubah pada pasal 37 angka 5 perubahan pasal 17 angka 1 huruf c undang-undang nomor 6 tahun 2023 tentang cipta kerja jo pasal 55 ayat 1 ke-1 atau pasal 480 KUHPidana dengan dugaan orang perseorangan yang dengan sengaja mengangkut atau menerima titipan hasil tambang yang berasal dari kegiatan penambangan di dalam kawasan hutan tanpa izin.
Adapun barang bukti yang turut disita aparat adalah satu unit kendaraan rroda dua, satu buah pipa canting besi (yang digunakan untuk mengambil minyak dari sumur minyak bumi), rol tali tambang, katrol, jerigen kapasitas 35 liter berisi cairan yang diduga minyak bumi, lima tedmon kapasitas 1.000 liter berisi cairan yang diduga minyak bumi, satu unit mesin sedot berwarna biru dan dua buah selang.
Sedangkan dari pelaku kedua, aparat menyita satu unit truk, tangki modifikasi kapasitas 10.000 liter, cairan berwarna hitam menyerupai minyak bumi lebih kurang 10.000 liter.
Berdasarkan keterangan tersangka penambangan minyak (molot) pemilik sumur minyak ilegal tersebut inisial WL.
"Sedang kita dalami untuk pemiliknya," kata Amin.
Polisi menjelaskan keterangan dari pelaku yang bekerja sebagai pemolot itu dia melakukan penambangan minyak selama 16 jam. Dalam sehari mendapatkan minyak sebanyak 10.000 liter. Pelaku AP mendapatkan upah Rp50 ribu per drum kapasitas 210 liter.
Sementara itu, sopir truk MW mengakui truk tersebut miliknya, dia mendapatkan upaya sebagai sopir sebesar Rp 4,2 jutaan per trip.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: