>

Sektor Jasa Keuangan di Provinsi Jambi Tumbuh Positif dan Terjaga

Sektor Jasa Keuangan di Provinsi Jambi Tumbuh Positif dan Terjaga

Kantor OJK di Provinsi Jambi--

JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID- Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Jambi (OJK Jambi) mencatat kinerja Sektor Jasa Keuangan (SJK) di Jambi pada posisi Juni 2024 tumbuh positif dengan fungsi intermediasi berjalan dengan baik dan profil risiko yang terjaga sejalan dengan semakin tingginya aktivitas ekonomi.

Kinerja positif sektor jasa keuangan dilandasi kepercayaan masyarakat atas pelindungan konsumen yang dijalankan secara bertanggungjawab dan konsisten oleh OJK, termasuk upaya penindakan bentuk aktivitas keuangan ilegal yang dijalankan oleh Satgas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal.

OJK Jambi turut mendukung pelaksanaan kebijakan pemerintah di daerah seperti melakukan rapat dan koordinasi mengenai program kerja Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) tahun 2024 pada masing-masing TPAKD dengan Pemerintah Provinsi, Kota, dan Kabupaten. Selanjutnya, telah ditetapkan Kelurahan Teluk Dawan Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebagai Kawasan Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI) tahun 2024.

Kinerja intermediasi Bank Umum (BU) stabil dan tumbuh, per Juni 2024 kredit tumbuh sebesar 7,50 persen (yoy) menjadi Rp52,45 triliun. Kredit konvensional tumbuh sebesar 6,13 persen (yoy) menjadi Rp46,71 triliun dan untuk pembiayaan syariah tumbuh sebesar 20,08 persen menjadi Rp5,74 triliun.

Terdapat peningkatan pada Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 2,42 persen (yoy) yang berasal dari DPK perbankan konvensional yang meningkat sebesar 1,71 persen (yoy) menjadi Rp40,65 triliun, dan terdapat peningkatan pada DPK perbankan syariah sebesar 10,66 persen (yoy) menjadi sebesar Rp3,85 triliun.

Loan to Deposit Ratio (LDR) BU pada Juni 2024 tercatat sebesar 117,86 persen atau lebih tinggi dari LDR BU nasional sebesar 86,77 persen. Hal tersebut terjadi karena penyaluran kredit oleh Bank-Bank Umum di Provinsi Jambi lebih besar dibandingkan dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun. Sementara itu, kualitas kredit  masih terjaga dengan rasio NPL sebesar 1,94 persen berada di bawah rasio NPL nasional sebesar 2,24 persen.

Berdasarkan jenis penggunaan, kredit BU di Jambi masih didominasi oleh konsumsi sebesar 42,34 persen diikuti modal kerja sebesar 30,04 persen dan investasi sebesar 27,62 persen. Selanjutnya, berdasarkan kategori debitur, porsi penyaluran kredit kepada UMKM tercatat sebesar 45,96 persen dan non-UMKM sebesar 54,04 persen. Hal ini sejalan dengan porsi penyaluran kredit terbesar masih pada sektor bukan lapangan usaha-rumah tangga (termasuk multiguna) sebesar 28,67 persen, diikuti dengan sektor pertanian, perburuan dan kehutanan sebesar 27,31 persen dan perdagangan besar dan eceran sebesar 16,20 persen.

Kinerja intermediasi kredit BPR di Jambi bertumbuh positif pada Juni 2024 sebesar 7,80 persen (yoy) menjadi Rp1,1 triliun dan DPK tumbuh 10,07 persen (yoy) menjadi Rp1,03 triliun.

Loan to Deposit Ratio (LDR) BPR di Jambi pada Juni 2024 tercatat sebesar 82,03 persen dan kualitas kredit bermasalah dengan rasio NPL sebesar 16,47 persen.

Porsi kredit modal kerja sebesar 55,95 persen dari total penyaluran kredit, diikuti dengan investasi 28,87 persen dan konsumsi sebesar 15,18 persen. Selanjutnya, porsi penyaluran BPR kepada UMKM tercatat sebesar 83,43 persen dan kepada non-UMKM sebesar 16,57 persen.

Berdasarkan lapangan usaha, porsi terbesar pada sektor konstruksi sebesar 24,02 persen, diikuti oleh sektor pertanian, perburuan dan kehutanan sebesar 18,64 persen.

Pada sektor IKNB, kinerja Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) pada Juni 2024 menunjukkan perkembangan yang positif dengan pertumbuhan penyaluran pembiayaan sebesar 26,33 persen (yoy). Sejak berdiri pada tahun 2019 s.d. Juni 2024, LKMS telah menyalurkan dana sebesar Rp2,63 miliar kepada 1.404 nasabah dengan NPF sebesar 6,81 persen.

Kinerja Perusahaan Pembiayaan di Jambi pada bulan Mei 2024 dengan penyaluran pembiayaan sebesar Rp8,8 triliun atau menurun 0,13 persen (yoy) dengan Non- Performing Financing (NPF) di angka 3,80 persen. Terdapat penurunan jumlah kontrak pembiayaan menjadi 974.458 kontrak atau menurun 4,19 persen (yoy).

Sementara itu, industri modal ventura posisi bulan Mei 2024 menunjukkan total pembiayaan menjadi sebesar Rp108,92 miliar, meningkat 3,83 persen (yoy) dan rasio NPF menurun menjadi 2,63 persen, turun sebesar 4,33 persen (yoy).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: