Paradok Perguruan Tinggi Negeri: Perspektif Manajemen Pemasaran
Syahmardi Yacob--
Mengelola merek atau brand equity di PTN memerlukan keseimbangan antara upaya untuk meningkatkan reputasi akademik dan tetap menjaga keterjangkauan biaya pendidikan bagi masyarakat luas. Dalam hal diferensiasi, PTN harus dapat menawarkan program studi yang unik dan inovatif, namun tetap memenuhi standar nasional dan internasional yang ketat. Sementara itu, dalam upaya promosi, PTN harus memastikan bahwa janji-janji yang diberikan kepada calon mahasiswa dapat dipenuhi melalui keberlanjutan operasional yang kuat. Terakhir, hubungan dengan berbagai stakeholders perlu dikelola dengan hati-hati agar otonomi kampus tetap terjaga, sehingga PTN dapat menjalankan misinya dengan independensi yang diperlukan.
Dengan strategi pemasaran yang cerdas, berkelanjutan, dan terintegrasi, PTN dapat mengatasi tantangan-tantangan ini dan terus berkembang sebagai institusi yang tidak hanya unggul dalam pendidikan, tetapi juga relevan dan responsif terhadap kebutuhan pasar dan masyarakat. Strategi pemasaran yang cerdas berarti PTN harus memahami dengan jelas siapa audiens mereka, apa yang mereka butuhkan, dan bagaimana universitas dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan cara yang paling efisien dan efektif. Strategi berkelanjutan memastikan bahwa semua inisiatif promosi, inovasi, dan pengembangan merek didasarkan pada kapasitas jangka panjang universitas, sehingga tidak terjadi ketidaksesuaian antara janji dan realitas.
Pemerintah, industri, dan seluruh stakeholders juga harus memainkan peran aktif dalam mendukung PTN untuk mencapai tujuan ini. Pemerintah perlu menyediakan regulasi yang mendukung inovasi dan otonomi kampus, serta pendanaan yang memadai untuk memungkinkan PTN menjalankan misinya tanpa harus bergantung terlalu banyak pada peningkatan biaya pendidikan. Industri dapat berperan dengan menyediakan kemitraan yang mendukung pengembangan program studi yang relevan dengan kebutuhan pasar, serta menyediakan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan praktis melalui magang dan kerja sama riset.
Selain itu, alumni dan masyarakat juga harus dilibatkan secara aktif dalam mendukung pengembangan PTN. Alumni dapat menjadi duta merek yang kuat dan berkontribusi melalui sumbangan finansial atau keterlibatan dalam program pengembangan karier. Masyarakat, terutama di sekitar kampus, dapat menjadi mitra yang mendukung program pengabdian masyarakat dan kegiatan lainnya yang memperkuat hubungan antara universitas dan komunitasnya.
Dengan kolaborasi yang kuat antara PTN, pemerintah, industri, alumni, dan masyarakat, kita dapat membangun sistem pendidikan tinggi yang kuat, inklusif, dan berkelanjutan di Indonesia. PTN yang berhasil menavigasi paradoks-paradoks ini tidak hanya akan mempertahankan daya saingnya di pasar global, tetapi juga akan memberikan kontribusi yang signifikan bagi pembangunan nasional, dengan menghasilkan lulusan yang kompeten, inovatif, dan siap menghadapi tantangan masa depan.
Daftar Pustaka
•Badan Pusat Statistik. (2023). "Statistik Pendidikan Tinggi Indonesia." BPS.
•Pratama, A. W., Kurniawan, D., & Santoso, T. (2023). "The Impact of Rising Tuition Fees on Educational Accessibility in Indonesia." Journal of Higher Education Policy and Management, 45(2), 155-170.
•Chaffey, D., & Ellis-Chadwick, F. (2021). Digital Marketing: Strategy, Implementation and Practice. Pearson Education Limited.
•Freeman, R. E. (2020). Strategic Management: A Stakeholder Approach. Cambridge University Press.
•Hidayat, R., & Kusumawati, A. (2021). "Bridging the Gap Between Academia and Industry: A Review of Curriculum Development in Indonesian Universities." Journal of Applied Research in Higher Education, 13(4), 923-939.
*) Penulis Adalah Guru Besar Manajemen Pemasaran Universitas Jambi ([email protected])
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: