>

Berkat Telpon Pinjol Terkuak Pembunuhan Sadis Pelakunya Istri, Anak dan Pacar Anak Korban

Berkat Telpon Pinjol Terkuak Pembunuhan Sadis Pelakunya Istri, Anak dan Pacar Anak Korban

Ilustrasi-net-

JAMBIEKSPRES.CO.ID – Dunia benar-benar sudah gila, seorang suami bernama Asep Saepudin (43), tewas dibunuh berjamaah oleh orang-orang dekatnya yaitu istri, anak dan pacar anaknya.

Istri korban Asep bernama Juhariah (45) anak Asep Silvia Nur (22), dan pacar Silvia adalah Hagistko Pramada (22).

Asep merupakan pemilik toko aksesoris yang ditemukan tak lagi bernyawa pada Selasa (23/7/2024) di rumahnya Desa Taman Rahayu, Kecamatan Setu, Bekasi.

Kabar meninggalnya Asep pertama kali sampai ke telinga adiknya yang bernama Ahmad Wahyudi atau biasa dipanggil Yudi.

Yudi malam kejadian dihubungi oleh istri Asep yang mengabarkan bahwa Asep telah meninggal dunia karena jatuh di rumah.

Saat sampai di rumah duka, Yudi melihat kakaknya Asep telah terbujur kaku dengan badan bengkak sementara bibirnya robek.

Tak ada yang mengira Asep akan meninggal tragis di malam itu, mengingat sebelum kematiannya, Yudi masih bermain bulutangkis di lapangan dekat rumah mereka.

Bahkan di hari itu, Asep juga baru saja membawa keluarganya jalan-jalan ke Metropolitan Mall, shopping dan makan bersama di Solaria.

Tiba-tiba Ada Tagihan Pinjol

Setelah 12 hari meninggal dunia, kemudian masuk telpon perihal tagihan Pinjol (Pinjaman Online) almarhum Asep, kebetulan panggilan itu diangkat oleh Yudi.

Yudi pun memberitahu pihak Pinjol bahwa saudaranya itu telah meninggal dunia. Yudi bertanya kapan Pinjol itu cair?

Alangkah kagetnya, ternyata uang cair tanggal 27 Juni, sementara di tanggal itu Asep telah meninggal dunia.
 
Yudi langsung menaruh curiga, ia langsung mengecek mutase rekening Asep.

Ternyata memang benar ada uang masuk senilai Rp 43 juta dari pinjol AdaKami. Lalu ada pinjol lainnya senilai Rp 13 juta dari Easycash, total semua adalah Rp 56 juta.

Dari mutase itu terlihat pula pukul 09.40 ada mutase dari rekening Asep ke Rekening Silvia Nur melalui M-banking Asep Saepudin.

Bahkan isi rekening Asep semua juga telah habis terkuras hanya bersisa Rp 53.000,-

Tak puas hanya dengan mengecek mutasi rekening, kemudian Yudi langsung menginterogasi anak Asep, Silvia.

Yudi mencoba memancing dan bertanya berapa saldonya sekarang? Lalu ditunjukkan Silvia jumlah saldo Rp90.000 yang belakangan diketahui itu rekening Silvia yang lain.

Yudi kemudian mendesak Silvia menceritakan kejadian yang sebenarnya, namun Silvia masih berbohong. Ia masih mengarang cerita.

Katanya , ibunyalah yang menjadi biang kerok kematian ayahnya Asep.

Versi Silvia, malam itu ibunya berusaha membuat ayahnya Asep tidak sadar, kemudian diberi minum teh dan dipukul lehernya dua kali.

Saat pingsan, kemudian ibunya menggunakan ponsel ayahnya untuk mengajukan Pinjol.

Namun tiba-tiba ayahnya terbangun, lalu terjadilah aksi mencekik sang ayah.

Namun Yudi tak percaya begitu saja, Ia kemudian menceritakan kejadian ini kepada orangtuanya. “Lalu kita putuskan lapor polisi,”: lanjut Yudi kepada wartawan.

Tak butuh waktu lama, kemudian polisi langsung menciduk istri Asep Juhariah, anak Asep Silvia Nur dan pacar Silvi, Hagistko Pramada.

Tiga Pelaku Punya Motif Berbeda

Aksi pembunuhan terhadap korban Asep, ternyata dilatarbelakangi oleh alasan berbeda dari ketiga pelakunya.
 
Kapolres Metro Bekasi Kombes (Pol) Twedi Aditya mengungkapkan, Juhariah istri korban kesal karena korban Asep tak mau membayar utang Juhariah ke teman-temannya.

Kemudian Juhariah juga merasa sakit hati karena suaminya Asep dituding pelit hanya menafkahinya Rp 100.000 per minggu.

Sementara motif anaknya Silvi karena sakit hati ayahnya itu tak menyetujui hubungan percintaannya dengan sang pacar Hagistko Pramada.

Sementara motif Hagistko Pramada juga karena marah hubungannya dengan Silvi tak direstui sehingga ikut membantu pembunuhan di malam itu.

Kompak Bertiga Rencanakan Pembunuhan

Tiga pelaku ternyata telah bersekongkol merencanakan pembunuhan terhadap Asep sejak dua minggu sebelum kejadian.

Ketika itu, mereka berencana akan meracuni Asep dengan memberikan sabun cair campur susu soda, namun rencana ini gagal.

Kemudian rencana kedua dilanjutkan lagi pada Senin (24/6/2024), namun lagi-lagi gagal.

Kemudian pacar Silvia, Hagisto memberi ide, bagaimana kalau korban dieksekusi saja besok Selasa, kemudian istri Asep dan Silvia pun setuju.

Namun lagi dan lagi, rencana ini gagal, karena malam yang direncanakan, Asep belum juga tidur masih terjaga hingga larut malam.

Barulah kemudian Kamis (27/6/2024), eksekusi dilakukan kembali. Dinihari, Asep yang tertidur di ruang tamu langsung dieksekusi.

Juhariah dan Silvia telah siap memakai helem, dan pacar Silvia menggunakan sarung tangan dan masker. Tujuan mereka, agar kejadian bisa seperti perampokan.

Juhariah dan Hagisto kemudian memulai dengan cara mencekik leher Asep. Namun Asep terbangun dan sadar langsung melawan.

Karena Asep melawan, Silvia langsung mengikat kaki Asep dengan lakban agar tak berdaya.

Namun Asep masih berjuang untuk bisa selamat, saat melakukan perlawanan, helem yang digunakan Silvia terpental. Dan helem itulah kemudian dipukul ke korban hingga akhirnya korban benar-benar meninggal dunia.

Kini tiga pelaku  sudah ditahan,  mereka akan dijerat Pasal 44 ayat 3 jo Pasal 5 UU RI No 23 Tahun 2004 tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga, Pasal 340 KUHP, Pasal 338 KUHP, serta Pasal 351 ayat 3 jo Pasal 55 dan 56 KUHP dengan ancaman maksimal hukuman mati. (*)



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: